Sapardi Djoko Damono lahir di Solo pada 20 Maret 1940. Sapardi Djoko Damono menulis sajak sangat berlimpah-limpah. Puisi Sapardi adalah puisi yang ingin kita cintai dengan sederhana. Sapardi seorang penyair yang kata-katanya sangat sederhana yang dengan kesederhaaan itu mampu menyentuh hati pembaca.
Salah satu puisi Sapardi yang terkenal adalah Hujan Bulan Juni. Selain karena kata-kata yang sederhana dan menyentuh, puisi ini seakan memiliki makna yang khas dari Sapardi. Puisi Hujan Bulan Juni secara lengkap adalah sebagai berikut.
Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono merupakan sebuah persembahan indah tentang kekuatan alam dan pesan yang mendalam tentang keberanian, kebijaksanaan, dan kearifan yang terpancar dari fenomena musim hujan bulan Juni.
Dalam puisi ini, Sapardi menggunakan gaya bahasa repetisi untuk menguatkan pesan yang ingin disampaikan. Pengulangan kata-kata "tak ada yang lebih" dan "dari hujan bulan Juni" memberikan kesan yang menggugah perenungan. Struktur pola yang diulang pada setiap baitnya menciptakan ilusi seakan-akan hujan memiliki sifat-sifat manusiawi seperti tabah, bijak, dan arif.
Meskipun puisi ini secara literal menggambarkan alam, tema yang terkandung jauh lebih dalam daripada sekadar deskripsi fenomena alam. Puisi ini menyiratkan pesan tentang kehidupan dan manusia, serta mengajak pembaca untuk merenungkan kekuatan alam dan belajar dari kearifan yang tersirat di dalamnya.
Melalui kata-kata yang sederhana namun memikat, Sapardi mampu menyampaikan makna yang mendalam tentang hubungan antara manusia dan alam. Puisi ini menjadi sebuah cermin bagi kita untuk lebih menghargai dan memahami keindahan alam serta memetik pelajaran dari kebijaksanaan yang terpancar darinya.
"Hujan Bulan Juni" juga memiliki daya tarik yang universal, mampu menyentuh hati pembaca dari berbagai latar belakang dan pengalaman. Pesan tentang keberanian dan kebijaksanaan yang tersirat dalam puisi ini tidak hanya relevan dalam konteks musim hujan bulan Juni, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi siapa pun yang membacanya.
Karya ini bukan hanya sekadar puisi, tetapi juga sebuah warisan budaya yang berharga bagi masyarakat Indonesia. Keindahan dan kekuatan kata-kata sederhana namun dalam, telah menjadikan puisi ini salah satu karya sastra yang paling dihormati di Indonesia. Berbagai adaptasi seperti musikalisasi puisi, komikalisasi puisi, novel, dan bahkan film, menjadi bukti kekuatan dan keabadian karya ini.