Lihat ke Halaman Asli

Angela Augustine

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIKOM

Kisah Romansa Semasa SMA, Dilan 1990 Menjadi Novel Laris Dikalangan Remaja

Diperbarui: 16 Oktober 2024   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Salah satu novel terlaris di Indonesia, Dilan 1990 telah menjadi hal yang populer dikalangan remaja khususnya di Kota Bandung. Jika mendengar Dilan, orang-orang pasti akan mengetahui inti ceritanya yang menyajikan kisah romantis semasa sekolah. Dilan 1990 identik dengan keberadaannya di Kota Bandung, keseluruhan ceritanya terjadi di kota tersebut, sehingga Kota Bandung juga identik dengan kisah romantisnya.

            Novel yang ditulis oleh penulis populer bernama Pidi Baiq ini sukses menggambarkan tulisannya sampai diangkat menjadi sebuah film yang tak kalah larisnya. Novel yang dirilis pada tahun 2014 ini menjadi sebuah novel yang terus diingat oleh orang-orang walaupun sudah 10 tahun lamanya. Berikut saya ringkaskan cerita yang disajikan dalam novel tersebut.

            Dilan, seorang pemuda Bandung yang dikenal dengan gaya hidupnya yang bebas dengan motor tua kesayangannya bertemu dengan gadis baru yang cerdas dan rupawan, Milea. Pertemuan tidak terduga ini memicu adanya benih-benih cinta dalam hati Dilan. Dengan segala cara, Dilan berusaha untuk mencuri perhatian Milea, dimulai dari tindakan-tindakan konyolnya hingga kata-kata puitis yang romantis keluar begitu saja dari mulutnya.

            Milea yang awalnya terkesan dengan keunikan dari seorang Dilan, lambat laun mulai luluh. Namun, perbedaan latar belakang dan sifat mereka seringkali menimbulkan konflik diantara keduanya. Dilan yang impulsif dan spontan seringkali membuat Milea merasa kesal, sementara Milea yang memiliki sifat lebih rasional berusaha memahami dunia Dilan yang penuh misteri. Di tengah gejolak remaja, cinta mereka tumbuh semakin kuat dan besar. Dilan yang awalnya dikenal sebagai anak yang nakal dan susah diatur, perlahan-lahan berubah menjadi sosok yang lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab demi seseorang yang ia cintai, Milea.

            Dilan, dengan segala keunikan dan spontanitasnya memiliki motivasi yang cukup sederhana namun mendalam dalam menjalin hubungan dengan Milea. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama dan terpesona oleh kecerdasan serta keanggunan Milea. Bagi Dilan, menaklukan hati seorang Milea adalah sebuah tantangan yang menyenangkan. Ia ingin membuktikan kepada dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya bahwa ia mampu membuat gadis secantik Milea jatuh cinta kepadanya. Dilan juga mencari sosok yang bisa membuatnya merasa hidup, ia ingin merasakan sensasi jatuh cinta yang sesungguhnya dengan segala suka dan duka yang menyertainya. Milea dengan sifatnya yang berbeda memberikan warna baru dalam hidup Dilan yang sebelumnya terasa monoton.

Milea sebagai gadis yang cerdas dan rasional memiliki motivasi yang lebih kompleks dalam menjalin hubungan dengan Dilan. Dilan memberikan pengalaman baru yang membuatnya keluar dari zona nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu, Milea mulai menyadari bahwa hubungan mereka tidak sesederhana yang ia bayangkan. Ia mulai khawatir dengan sifat impulsif dan ketidakstabilan Dilan. Sedangkan Milea ingin memiliki hubungan yang serius dan penuh tanggung jawab, sesuatu yang mungkin sulit ditemukan dalam diri Dilan.

            Kisah cinta mereka yang penuh warna ini menjadi gambaran manis tentang jatuh cinta di masa muda khususnya pada masa Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana segala sesuatu terjadi begitu intens dan sangat berkesan.

            Baik Dilan maupun Milea memiliki motivasi yang kuat dalam menjalin hubungan. Namun, perbedaan perspektif mereka seringkali menimbulkan kesalahpahaman dan konflik. Kisah cinta mereka mengajarkan kita bahwa cinta tidak selalu berjalan mulus dan untuk mempertahankan hubungan, diperlukan usaha dan kompromi dari kedua belah pihak.

            Dibalik kepopuleran dan kesuksesan novel Dilan 1990 ini tentu memiliki beberapa kekurangan yang terdapat dalam penyajiannya. Seperti menimbulkan stereotip yang buruk terhadap anak-anak geng motor yang dinilai memiliki sifat impulsif dan nakal. Dalam novel ini, beberapa hal kekerasan juga disajikan seperti adegan perkelahian dengan temannya dan juga antara geng motor. Selain itu, meskipun kisah cinta Dilan dan Milea menarik, plotnya dapat diprediksi oleh pembaca yang pengalaman, tidak ada sebuah gebrakan diakhir cerita sehingga akhir cerita pun dapat ditebak sesuai prediksi pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline