Lihat ke Halaman Asli

Aneu Aprilia

Mahasiswi

Penggunaan Bahasa Singkatan di Kalangan Remaja Indonesia

Diperbarui: 4 Juli 2024   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di masa sekarang ini, penggunaan bahasa akronim atau singkatan kata yang tidak memiliki kesesuaian dengan bahasa indonesia sangatlah banyak. Bahkan ketika orang-orang yang tidak mengetahui bahasa-bahasa tersebut sering dianggap "ketinggalan zaman". Singkatan baru tersebut muncul karena adanya perkembangan zaman yang mengubah pola baru dalam berinteraksi dengan istilah-istilah baru dalam bahasa indonesia. 

Singkatan tersebut sudah meluas bahkan banyak kita temui di sekitar kita, baik secara media online atau lisan. Kata yang biasa digunakan seperti OTW (berangkat), YTTA (yang tau-tau aja), KUY (ayok) dan masih banyak lagi. Bahasa ini biasanya digunakan oleh remaja-remaja diindonesia.

Bahasa singkatan ini bisa mengakibatkan degradasi budaya dan bahasa indonesia. Bahasa modernisasi tersebut menyebabkan ketidaksesuaian terhadap budaya indonesia. Yang perlu diperhatikan adalah, apakah penggunaan bahasa singkatan tersebut membawa efek yang positif atau justru membawa efek yang negatif, jika negatif sebaiknya harus dihindari.

Salah satu faktor yang mengakibatkan munculnya bahasa singkatan di masyarakat adalah dengan adanya perkembangan teknologi. Kehadiran teknologi tersebut menyebabkan adanya bahasa-bahasa singkatan yang ada melalui media sosial atau internet. 

Apalagi saat ini teknologi sudah banyak digunakan seperti dibidang pendidikan, kesehatan, sosial ataupun politik. Dengan kecanggihan teknologi inilah yang membuat bahasa-bahasa tersebut dengan mudah bertebaran dari satu wilayah ke wilayah yang lain. 

Dengan adanya penggunaan singkatan bahasa indonesia yang tidak sesuai, berdampak pada tergerusnya bahasa indonesia. Dengan penggunaan yang terus menerus, mengakibatkan penggunaan bahasa indonesia digunakan tidak semestinya,karena beberapa dari bahasa tersebut tidak sesuai dengan kaidah bahasa indonesia. 

Dengan tergerusnya bahasa asli indonesia, maka akan terjadinya degradasi bahasa yang diakibatkan oleh penggunaan bahasa yang tidak sesuai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline