Lihat ke Halaman Asli

Anep Paoji

Masih Terus Belajar dan Mncoba terus Berkarya

Kisah Inspiratif CEO Bukalapak Sebelum Sukses

Diperbarui: 16 September 2017   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Screen shot Bukapalak (ss pibadi)

Orang-orang hebat dan sukses di dunia ini tak lepas dari kisah-kisah yang dramatis sebelum mencapai kesuksesannya. Kegagalan, keprutasian atau bahkan ditipu teman menjadi kisah manis ketika mereka mencapai keberhasilan.

Salah satu yang kita kupas kali ini, kisah menarik dari CEO Bukalapak Achmad Zaky. Pria asal Sragen dengan gaya santai tersebut awalnya bukanlah siapa-siapa. Ia hanya seorang anak desa yang saat hidup bersama orang tuanya sempat tidak mengalami listrik PLN waktu kecil. Hidup di kampung membuatnya sangat jauh dengan capain yang diraihnya saat ini. Sepintas mustahil atau tak mungkin.

Zaky menyebutkan,  sekolah SD dan smp di Saragen, masuk SMA di Solo. Lalu masuk pergurun tinggi Institute Teknologi Bandung (ITB),  sebuah perguruan tinggi yang masuk pada 10 terbaik di Indonesia. Namun demikian, sejak SMA cita-cita Achmad Zaky berbeda dengan pemuda sekelasnya. Cita-citanya sebagai entrepreneur atau pengusaha identik dengan sebuah kegagalan atau kerja keras banting tulang. Berbekal stigma demikian, ia merintis bisnis sejak di bangku kuliah.

Usaha yang dirintisnya, jualan mia ayam usai kuliah. Lagi-lagi, keputusan Achmad Zaky ini mendapat cibiran. Stigma Sebagai pengusah akan bangkrut tidak terbantahkan Achmad Zaky. Beberapa bulan berjualan Mie Ayam, ia tidak bisa melanjutkan. Roda usahanya terhenti di tengah jalan karena tidak memperoleh hasil yang diharapkan.

Bukalapak Dimulai dari Kegalauan

Setelah lulus kuliah di ITB Achmad Zaky mengalami kegalauan yang luar biasa. Bagaimana tidak, kesan lulusan ITB mudha mencari kerja di perusahaan-perusahaan besar. Sementara dia masih begitu-begitu saja. Pernah mengajukan lamaran kerja, namun tidak ada yangg menerimanya. Ia pun mencoba kembali peruntukan dengan skill membuat web dan sejensinya, sebagai modal awal. Dari situlah mulai terpikir bagaimana membuat Bukalapak seperti yang kita kenal saat ini.  

Ia pun menawarkan gagasan tersebut kepada rekan-rekannya. Hanya satu oang temannya "terbujuk rayunya", orang itu merupakan sahabatnya di SMA dulu.

Zakypun membuat web Bukalapak. Berbulan-bulan web dibangun kemudian dilaunching ke publik. Apa yang terjadi? Web yang dia bikin itu sepi pengunjung, alias tidak ada yang mau pasang produk di market placenya itu.

Ia mulai berfikir keras bagaimana mendatangkan pengguna Bukapalak. Ia pun langsung door to door, mendatangi para pemilik ritel untuk mamajang produk di Bukalapak. Selain itu, kirim email ke berbagai perusahaan yang hasilnya lagi-lagi masih tidak sesuai yang diharapkan.

Mungkin bagi starp up yang memiliki modal awal, rasanya akan mudah membuat iklan dengan sejumha budget. Akan tetapi saat itu Achmad Zaky tidak memiliki dana untuk iklan.  Langkah yang dia tempuh, melakuman promosi secara manual salah satunya melalui Facebook.

Setiap hari dia behasil melakukan massage via inbox Facebook kepada 500 akun Dua tahun lamanya, Ahmad Zaki melakukan itu tanpa henti. Dari sinilah Bukalapak mulai mendapat pengunjung. Perlahan dan pasti, setiap hari makin bertambah seiring berjalanya waktu serta promosi tanpa henti. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline