Lihat ke Halaman Asli

Kekerasan di sekolah

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

(artikel ini saya tulis tahun kemarin by facebook)

Kemarin,.. jam makan siang, .. seperti biasa saya makan siang di rumah bersama si bungsu, ketika tiba tiba telepon berdering. Anakku Sarah diujung telepon.

"Mama, Marc (anak keduaku) dicekik oleh Kevan (teman sekelasnya), sekarang dia ada di ruang perawatan sekolah. Cepat datang kesini mama, dia sangat pucat !!"

Berita yang datang seperti petir di siang bolong. Setelah wanti wanti ke Brice si bungsu untuk berangkat sendiri ke sekolah, saya langsung meluncur ke college (setara SMP).

Pintu gerbang sekolah dibuka dari dalam oleh pengawas, dan tanpa ba bi bu, saya langsung menuju  la recre (halaman sekolah) dimana anak anak SMP semuanya menunggu kelas berikutnya.

Saya langsung mencari si Kevan yang sudah mencekik anakku ! saya teriak-teriak histeris, "Kevan ! Keluar kamu !!! Sekali lagi kamu sentuh anakku, saya hancurkan moncongmu ("je te casse ta gueule", ungkapan perancis)... Semua anak anak SMP terdiam ketakutan melihat ibu marah (LOL). Si Kevan sendiri bersembunyi di WC karena ketakutan. Marc anakku sudah berkali kali mengeluh sering di hina 'gros porc' (babi gendut), 'tas de graisse' (tumpukan lemak) dan ejekan lainnya oleh si Kevan ini. Ketambahan lagi Marc sering dipukul dibagian pundaknya...kemarin sampai ada biru di pundak !

saya sudah pernah juga mendatangi sekolah untuk mensinyalir hal ini..., dan sudah 2 kali mendatangi orang tua si Kevan yang kebetulan temanku di desa tempat tinggalku.

Guru pengawas mencoba menenangkan saya, tapi saya justru balik marah kepada si guru yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik ! Saya damprat dia dan menanyakan dimana dia saat anak saya dicekik !!!!

Karena tidak menemukan si Kevan, saya langsung mendatangi 'l'infirmerie' (ruang perawatan sekolah). Disana Marc ditemani oleh kakaknya, dan sekitar 6 orang sahabatnya,.. terbaring dengan wajah pucat. Anakku Marc adalah pengidap asma sejak lahir, karena itu di tasnya selalu ada ventolin dan beberapa obat anti asma yang selalu menemaninya kemana mana. Syukur alhamdulillah ada obat itu sehingga sesak nafasnya bisa terobati segera.

Marc lalu menceritakan bagaimana hal tsb bisa terjadi : Ternyata Marc kali ini tidak membiarkan dirinya dihina oleh si Kevan, dia mendorong si Kevan sampai si Kevan jatuh ke genangan air hujan. Si Kevan tidak terima dan mencekik Marc dengan bagian dalam siku tangannya !! Untung saja ada beberapa sahabat Marc yang menolong si Marc. Saya tidak berani membayangkan seandainya saat itu anakku Marc sendirian, karena bagi anak penderita asma, cukup 15 detik tanpa oksigen untuk membunuhnya ! 10 detik untuk melumpuhkan otaknya.

Saya segera membawa Marc ke rumah sakit untuk diperiksa, dan benar saja, Dokter mencatat ada hematome (biru-biru) di kedua sisi samping lehernya ! Dokter segera membuat foto dan membuat sertifikat yang menjelaskan semua itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline