Lihat ke Halaman Asli

Voting Idol=Pengorbanan

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, perjudian, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran minum minuman keras dan berjudi, serta menghalangi kamu dari ingat Alloh dan menegakkan shalat, maka kenapa kalian tidak menghentikan (perbuatan tersebut)?” (QS. al-Ma'idah: 90-91)

Sahabat pembaca yang budiman J. Ketika penulis mempelajari tentang hukum muamalah pada suatu e-book yang dibahas salah satu point dalam bermuamalah ialah diharamkannya unsur perjudian/taruhan/mengundi nasib.

Syaikh Ibnu Taimiyah rahimahuallah mengatakan dalam kitab Majmu' Fatawa (32/237) “Maka jelaslah bahwa perjudian mengandung dua mafsadat/kerusakan. (Yang pertama) mafsadat dalam harta itu sendiri yaitu salah satu pihak yang untung akan mengambil harta orang lain dengan cara batil. (Yang kedua) mafsadat dalam perbuatan tersebut, di antaranya kerusakan harta itu sendiri, kerusakan hati dan akal pelakunya, kerusakan hubungan antara sesama, dan masing-masing kerusakan tersebut telah dilarang dengan larangan yang tersendiri."

Kemudian diberikan dalil yang ada pada al-Qur’an berupa ayat tersebut diatas (QS. al-Ma'idah: 90-91). Kita tinggalkan sejenak permasalahan muamalah tersebut dan apabila pembaca berminat mempelajari muamalah maka sumber e-book yang saya baca akan saya bagikan alamat webnya untuk bisa di download secara pribadi. Yang menjadi perhatian penulis ialah point yang dicetak tebal pada paparan diatas “(berkorban untuk) berhala”. Barangkali diantara pembaca ada yang pernah mendengar kisah, suatu ketika Rasululloh saw berkata tentang dua orang pemuda, yang satu masuk neraka dan yang satu lagi masuk surga karena seekor lalat. Para sahabat tentu saja bertanya, bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi. Hanya karena seekor lalat seseorang bisa masuk neraka. Rasululloh saw. Kemudian bercerita, ”suatu hari ada dua orang pemuda yang pergi memasuki sebuah negeri penyembah api (majusi). Ketika mereka akan memasuki negeri itu, mereka dihadang oleh penjaga pintu masuk. Sang penjaga meminta kepada kedua pemuda itu untuk mempersembahkan korban bagi tuhan mereka sebagai syarat memasuki negeri tersebut. ”Berkorbanlah …….. berkorbanlah …….. meskipun hanya dengan seekor lalat” kata penjaga itu. ”Pemuda pertama kemudian mencari lalat dan mengorbankannya dihadapan api, maka dia diperkenankan memasuki negeri itu. Sedangkan pemuda kedua menolak untuk memberikan korban walau hanya dengan seekor lalat, bahkan dengan kotoran lalat sekalipun. Sebagai akibatnya pemuda kedua ini ditangkap oleh penjaga dan dijadikan korban untuk tuhan mereka.” Rasululloh saw, mengatakan pemuda yang kedua ini masuk surga, sedangkan pemuda yang pertama tadi masuk neraka.

Berkorban untuk selain Allah ialah salah satu bentuk syirik yang dosanya tidak akan diampuni oleh Allah hingga orang tersebut bertaubat sebelum mati. Saat ini boleh dikatakan bahwa sebagian besar media massa telah dikuasai oleh yahudi yang mana mereka menyajikan banyak sekali acara hiburan pada televisi yang telah didisain agar penontonnya lalai dalam mengingat Allah swt.

Penulis jadi teringat salah satu acara yang merupakan franchise dari ajang pencarian bakat menyanyi dari negeri Paman Sam, diantara pendirinya kita tahu bahwa Simon Cowel merupakan yahudi. Yap, acara tersebut ialah American Idol yang telah di franchise ke berbagai negara termasuk salah satunya Indonesia. Demam Indonesian idol telah merambah keberbagai kalangan mulai anak hingga dewasa. Bayangkan saja acara tersebut selesai hingga melewati tengah malam (sebelum euro 2012) bisa dipastikan banyak dari penonton pasti bangun kesiangan melewatkan waktu subuh secara otomatis juga melalaikan dari mengingat Allah swt.

Kembali pada “berkorban untuk berhala” dalam Indonesian idol dibuka kesempatan bagi para pemirsa untuk mem-vote idolanya supaya tidak tereliminasi. Bukankah mem-vote disini merupakan suatu bentuk pengorbanan dengan mengirimkan SMS atau telepon. Segala bentuk pengorbanan dilakukan atas dasar kerelaan dalam memberikan sesuatu. Kita juga jelas-jelas mengetahui bahwa idol sendiri apabila diterjemahkan berarti berhala. Dan juga seperti kisah dua orang pemuda diatas telah menjadikan contoh bagaimana berkorban untuk selain Allah merupakan syirik yang ganjarannya ialah neraka. Walaupun hanya dengan Rp 2000,-/sms juga merupakan pengorbanan bukan?

Saya rasa akan sangat sulit bagi ulil amri di Indonesia untuk melarang masyarakat Indonesia khususnya muslim untuk mem-vote “berhala-berhala” tersebut, namun apabila kita dapat mengingatkan diri sendiri, keluarga, kerabat, dan lingkungan akan lebih efektif daripada harus di blow-up yang menimbulkan pro-kontra seperti kasus yang sudah-sudah sehingga fatwa MUI akan dicap hanya mengurusi masalah-masalah sepele (dengan paparan diatas kenyataannya tidak demikian bukan?)

“Sungguh mereka tidak akan pernah berhenti sampai muslim mengikuti apa yang mereka kerjakan”. Ini merupakan bagian kecil dari propaganda melalaikan dan menyesatkan muslim dari ajaran Allah swt, kita juga harus sadar bahwa di sekeliling kita banyak sekali propaganda melalui kesukaan manusia. Mungkin tidak semua orang menyukai musik sehingga Indonesian idol tidak menarik perhatian kalangan terentu, maka yahudi telah menyiapkan propaganda dari bidang lain dari kesukaan/minat orang secara menyeluruh supaya lalai dalam mengingat Allah swt, ambil contoh acara kompetisi olahraga,film,dll.

Oleh karenanya kita dituntut untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan jalan mempelajari ajaran yang dibawa oleh Rosulullah saw. “Ambilah segala sesuatu di dunia ini melainkan sedikit saja”.

Sumber:

www.ibnumajjah.wordpress.com Kaidah-kaidah Penting dalam Mu'amalah Penyusun : Ustadz Abu Ibrohim Muhammad Ali AM (2012)

http://kisahpenghiburhati.wordpress.com/2010/11/18/masuk-neraka-karena-lalat/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline