Biarkan aku sendiri, menikmati hidup dalam sepi, meski banyak peristiwa terjadi, aku kan tetap disini.. Hatiku berkecamuk dalam diam, melihat mentari di sudut alam, tiap hari siang berganti malam, meniti waktu tiap terbenam. Ku lihat diri bercermin masa, melangkah pasti tanpa arah, nafas terengah pertanda tua, tapi hati penuh noda. Kini musim telah berganti, masa ku telah berlalu pergi, telah tiba saat insafnya diri, sebelum berhenti detaknya nadi. Bayangan maut telah tiba, entah pagi entah senja. Hanya menanti di ujung masa, akan datangnya Sang Pemisah. Seperti air yang mengalir, hidup ini akan berakhir, baik buruk telah terukir dalam jiwa yang fakir... By : Bayu Prahara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H