SAAT nama peraih "Kompasiana Award 2010" diumumkan pada acara ulangtahun ke-2 Kompasiana MU Cafe, Jakarta, Sabtu siang (27/11), saya tidak sedang berada di sana, bersama 200-an kompasianers lainnya. Saya juga tidak sedang berada di ibukota negara yang supermacet itu. Jauh dari kebisingan, saya malah sedang bercengkerama dengan seorang bayi lelaki yang usianya baru sembilan bulan. Di Palopo, sebuah kota kecil yang terletak di jazirah selatan Sulawesi, saya bermain-main dengan ponakan saya, Rian. Begitu asyiknya, saya hampir lupa bila di Jakarta sana, sedang ada hajatan. Kompasiana merayakan ulangtahunnya yang kedua. Dalam rangkaian ulangtahun itu pulalah, ada sebuah pengumuman yang telah ditunggu-tunggu banyak kompasianer. Yaitu pengumuman siapa gerangan yang mendapatkan "Kompasiana Award 2010", khususnya kategori penulis terpopuler di blog yang dihuni sekitar 45 ribu kompasianer tersebut...? Saya tidak sedang memikirkan tentang "ter-teran" itu. Bagi saya, predikat terpopuler bukanlah tujuan. Saya menulis karena ingin berbagi dan berinteraksi. Sharing connecting. Saya ingin berkawan dengan banyak orang, dengan siapa saja, tanpa dibatasi sekat-sekat sosial maupun ekonomi. Untuk itulah saya, dalam menulis, lebih banyak memilih isu yang tidak terlalu berat, tidak panjang, penyampaiannya sedikit pasaran, apa adanya, dan... ngocol. Walau begitu, bukan berarti tidak ada tulisan yang serius. Dengan tulisan ngocol, saya menikmati berkompasiana. Merasa begitu mudah dekat dengan banyak orang. Bahkan kadang merasa bila semua kompasianer itu bersaudara, satu keluarga. Padahal, banyak di antara kompasianer yang belum pernah saling bersua sekalipun. Karena merasa satu keluarga, saya tidak pernah marah jika ruang komentar tulisan saya dijadikan ajang untuk ber- ha-ha-hi-hi... Saya malah lebih suka bila interaksi dilakukan dengan gaya humor. Di lapak saya, juga tidak jarang dijadikan ajang saling ledek-ledekan, meski tentu masih dalam batasan wajar, dan suasana kekeluargaan. Perasaan satu keluarga inilah kemudian yang menjadi salah satu faktor pendorong lahirnya sebuah komunitas humor di Kompasiana, yaitu "Negeri Ngotjoleria" (NN). Di Kompasiana, Negeri Ngotjoleria merupakan salah satu tags humor yang tidak resmi. Ia lahir dari sebuah keisengan. Adalah Mas Dwiki Setiawan, kompasianer yang memulai kisah lucu-lucuan ini. Tulisan Inge dan Anunya (Khusus untuk 17 tahun ke atas), menjadi pemicu bagi di kala itu untuk menulis humor. Sejak saat itu, atas nama persahabatan dan persaudaraan, bersepakatlah sejumlah kompasianer untuk menuliskan cerita-cerita humor dengan tags "Kisah Inge". Adapun Inge adalah nama seorang kompasianer di luar negeri. Nama mahasiswa Indonesia yang kini menyelesaikan studinya di Inggris itu digunakan karena termasuk perempuan yang doyan ngocol di Kompasiana. Inge kemudian selalu dijadikan tokoh utama dalam tulisan. Sejumlah tokoh awal dari tags "Kisah Inge" selain saya, adalah Mas Dwiki, saya, Mas Firman Seponada, Inge , Kang Wawan Supriadi, Mas Ibeng, Mas Doddy Poerbo, Ragile, Hadi Samsul, Fawaizzah Watie, Mas Katedra, Jimmo, Cechgentong, Zulfikar Akbar, Ikaparhusip, Babeh Helmi, Nathalia, Arif B. Santoso, Gendis Pambanyun, LH, dan masih banyak lagi sahabat-sahabat kompasianer yang tak sanggup dituliskan di sini satu per satu. Diakui atau tidak, postingan humor pada saat itu menjadi primadona pembaca. Ia tak hanya banyak diklikk, namun juga dikomentari. Melihat kecenderungan ini, saya kemdudian mengambil inisiatif untuk membentuk wadahnya. Mariska Lubis saat itu mengusulkan namanya "Ngotjoleria", lalu saya menambahkan kata "Negeri" di depannya. Konsepnya, mirip-mirip dengan "Republik Mimpi" yang ada di salah satu statsiun tivi swasta itu.
Begitulah. Negeri Ngotjoleria pun lahir, lengkap dengan kabinetnya segala (lihat di SINI).Entah siapa yang memulai, saya sendiri sudah lupa. Yang jelas saat itu, saya juga baru sadar jika saya telah didaulat memerankan "baginda", maharaja Negeri Ngotjoleria (lihat di SINI). Sejumlah postingan humor yang bercerita tentang negeri maya itu, disepakati diberi tags "Negeri Ngotjoleria". Hingga saat ini, tags yang sudah memiliki lebih dari seribu tulisan tersebut masih dapat dijumpai di setiap postingan Kompasiana. Kebesaran NN ternyata membawa konsekuensi. Sebutan "baginda" atau "bagindang", misalnya, seolah melengket kepada diri saya, hingga kini. padahal itu kan hanya main-mainan, boong-boongan. Bahkan, tak hanya di Kompasiana, teman-teman di Facebook maupun di Twitter pun banyak yang ikut-ikutan memanggil saya dengan sebutan seperti itu. Walau begitu, saya mafhum. Saya merasa panggilan tersebut dimaksudkan hanya untuk menunjukkan kedekatan teman-teman dengan saya. Konsekuensi lainnya, tulisan saya selalu banyak dibaca dan dikomentari. Saya menyadari ada banyak kompasianer yang singgah ke lapak saya tidak serta merta untuk membaca, melainkan untuk bercanda dengan saya. Nama Negeri Ngotjoleria semakin terkenal. Di Facebook, anggota grupnya di atas 700. Karena lapak saya selalu banyak dikunjungi, dengan sendirinya menjadikan tulisan-tulisan saya menjadi populer. Yang namanya "Tulisan Terpopuler Hari Ini" maupun "Tulisan Terfavorit Minggu Ini" sepertinya sudah menjadi langganan tetap. Dan itu berlangsung hampir sepanjang waktu, sejak tahun 2009. Ketika nama saya disebutkan terpilih sebagai Penulis Terpopuler Kompasiana 2010, kisah perjalanan berkompasiana itu seolah terbentang kembali. Saya sadar, bahwa predikat itu sesungguhnya bukanlah milik saya secara tunggal. Peran NN dalam menjadikan saya terpopuler tidak bisa dibilang kecil. Bahkan menurut saya, sangat menentukan. Lalu untuk apa peghargaan kompasianer terpopuler ini? Jawabnya, untuk saya persembahkan kepada seluruh warga Negeri Ngotjoleria. Predikat ini sejatinya adalah milik para ngotjolerianers (sebutan warga NN). Jika hadiahnya, yaitu sebuah netbook, harus jatuh ke tangan saya, anggap sajalah itu milik inventaris NN yang digunakan Baginda Asa untuk ngeblog. Juga untuk memantau pergerakan Permaisuri Inge yang sering kelayapan di dunia maya. Sedangkan piagamnya, akan diarak keliling negeri pada tanggal 1 Desember mendatang, bertepatan dengan hari ulangtahun Permaisuri Inge ke-17 (20 tahun lalu). Bagaimana??!! Salam penghargaan, Bang Asa - Pin BB: 230739 EA Catatan: Bagi kompasianers yang ingin bergabung dalam Komunitas Penulis Kompasiana di Facebook, silakan KLIKK: “Kompasianer Community” atau: http://www.facebook.com/home.php?sk=group_162268430480285&ap=1 Baca juga tulisan sebelumnya:
- Tahniah untuk Mas Bewe
- Pak Geye dan Kerbaunya
- Wow… Mbak Depe Polos Iseng Berbugil
- Pak Geye dan Aparatnya
- Tuhan, Kecilkanlah Payudara Kim Kardashian…
- “Kompasianer Community” di Facebook, Gabung Yuukkk…
- “Tulisan Terpopuler” Ngawur di Kompasiana
- Sayembara NN: Kompasianer Terpopuler Dapet Inge…
- Tak Mudah Melupakan Kompasiana
- Kompasiana Sarang Plagiat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H