Lihat ke Halaman Asli

Bang Asa

Kompasianer Terpopuler 2010

Gaya Bupati ala Andi Cakka, Putra Kahar Muzakkar

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="349" caption="Beginilah gaya Andi Cakka dalam berdiskusi. "]Kakanda Andi Mudzakkar, putra tokoh kharismatik Kahar Muzakkar yang kini menjadi Bupati Luwu saya berikan buku hasil ngeblog Mbak Mariska Lubis di Kompasiana yang saya editori, "Wahai Pemimpin Bangsa!!! Belajar dari Seks, Dong!!" AKHIR pekan lalu saya bertemu dengannya di acara arisan keluarga. Kebetulan bulan ini digelar di kediaman pribadinya di Palopo. Tak ada yang berubah. Pria ceking berkumis tebal ini tetap saja kocak dan doyan ngocol, tak ubahnya dulu. "Kalau ada yang berubah, mungkin rambut saya, ha-ha-haaa..." Meski diungkapkan secara bercanda, namun bukan berarti pemilik kumis tebal dan jenggot ini tak serius. Ia lalu memperlihatkan bagian kepalanya yang dulu botak, kini mulai ditumbuhi rambut halus. "Ternyata perkembangan ilmu kedokteran sekarang sangat maju. Sayangnya dokter yang menangani saya ini tidak bersedia ke Luwu, he-he-he..." Namanya Andi Mudzakkar. Ia seorang politisi yang kini menjadi bupati di Luwu, Sulawesi Selatan. Putra tokoh pejuang kharismatik Abdul Kahar Muzakkar (lihat di SINI) ini pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Palopo dan Kabupaten Luwu. Darah politisi tampaknya mengalir di tubuhnya. Ayahnya, Abdul Kahar Muzakkar merupakan pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi. Kahar adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terakhir berpangkat Letnan Kolonel atau Overste pada masa itu. Di masa lalu, Kahar tidak menyetujui kebijaksanaan pemerintahan Presiden Soekarno sehingga balik menentang pemerintah pusat dengan mengangkat senjata. Dan karena inilah Kahar dinyatakan pemerintah pusat sebagai pembangkang dan pemberontak. Selain Andi Mudzakkar, putra Kahar Muzakkar lainnya yang menjadi politisi adalah Ir. Abdul Azis Qahhar (Anggota DPR RI) dan Ir. Buhari Kahar (Anggota DPRD Provinsi Sulsel). Saya mengenal Andi Cakka (nama kecil Andi Mudzakkar) yang akrab disapa Opu Wara ini sejak lama, jauh sebelum jadi bupati. Selain karena istri saya dan istrinya masih saudara sepupu yang tiap bulan intens bertemu dalam silaturahmi yang dikemas melalui arisan keluarga, saya mengenal Andi Cakka sebagai teman diskusi yang baik. Biasanya, kalau sudah berdiskusi, ia suka lupa waktu. Apalagi kalau temanya menarik. "Penyelesaian masalah melalui diskusi ini saya bawa hingga kini," ujarnya. Dalam pertemuan saya di arisan keluarga kemaren, saya menyinggung mengenai wacana pembentukan Kabupaten Luwu Tengah. Luwu Tengah ini awalnya merupakan wilayah dari Kecamatan Lamasi dan Kecamatan Walenrang yang sudah dimekarkan menjadi enam enam kecamatan, yaitu Kecamatan Walenrang, Walenrang Utara, Walenrang Barat, Walenrang Timur, Lamasi dan Lamasi Timur. Sementara dari sisi syarat usia, juga telah memenuhi persyaratan pemekaran yakni minimal tujuh tahun. Bagi Andi Mudzakkar, pembentukan Luwu Tengah ini pada dasarnya sudah menjadi kebutuhan, bukan semata-mata sebatas keinginan. "Kita akui itu. Sebagai contoh, masyarakat di Walmas tidak akan menikmati yang namanya Jamkesmas dan Jamkesda jika Luwu Tengah belum terbentuk. Alasannya, karena masyarakat harus ke Belopa (ibukota Kabupaten Luwu) yang untuk ke sana harus melewati daerah lain, yaitu Kota Palopo. Jarak antara Walmas dan Belopa sekitar 80 km. Terus terang saya malah gembira jika ini bisa terwujud," tegasnya. Saat ini, langkah perjuangan pembentukan Luwu Tengah ini tinggal menunggu persetujuan Gubernur dan DPRD Sulsel. Mendengarkan penjelasan di atas, saya lantas teringat salah seorang tokoh pemuda yang juga aktivis perjuangan pembentukan Kabupaten Luwu Tengah, Syamsul Alam. Beberapa waktu lalu ia pernah menyampaikan harapannya kepada saya untuk mendiskusikan masalah ini dengan Bupati Luwu. Keinginan ini terdorong dengan munculnya isu yang menyebutkan jika Andi Mudzakkar katanya tidak rela Luwu Tengah ini terbentuk. "Oke, silakan diatur, kita diskusikan," kata Andi Cakka. Minggu sore kemarin, sejumlah aktivis itu menemui saya di Palopo. "Kita siap berdiskusi dengan beliau," kata Syamsul Alam, yang bertindak sebagai koordinatornya.  Saya pun mengontak Andi Cakka. Ternyata dia sedang ke Belopa. Terus terang, saya sedikit khawatir, apalagi saya sudah menjamin kepada teman-teman aktivis jika Pak Bupati oke-oke aja. "Gak masalah, tunggu di Palopo, saya segera meluncur." Andi Cakka memberikan kepastian. Habis Magrib, Andi Cakka tiba di Rumah Makan Borobudur, Palopo. Saya dibisik salah seorang anggotanya,"Pak Bupati belum mandi sore." Diskusi berlangsung. Suasana benar-benar cair. Pak Bupati menjelaskan secara rinci, tak hanya menyangkut perjuangan pembentukan kabupaten, tapi juga langkahnya secara sistematis termasuk dalam hal infrastruktur untuk mendukung ke arah itu. Semua ini disampaikan dengan gayanya yang tetap kocak, ngocol, namun terukur. Tak terasa, diskusi ala Pak Bupati Luwu ini berlangsung hampir tiga jam. "Kami puas," kata Syamsul. Ada beberapa hal yang saya tangkap dalam diskusi itu. Pada dasarnya Andi Mudzakkar meminta warganya tidak terpancing oleh isu. "Kalau ada masalah, jangan ragu untuk hubungi saya. Kalau itu untuk kepentingan masyarakat, mari kita diskusikan. yang penting waktunya tepat, tidak bertepatan dengan acara saya," tandasnya. Begitulah gaya Bupati Luwu ala Andi Cakka, putra tokoh kharismatik Kahar Muzakkar. [/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline