TIGA hari ini saya merasakan stress luar biasa. Betapa tidak,akun saya di Kompasiana dan di Facebook tidak bisa saya buka. Dalam kondisi yang demikian itu, masih saja ada saja yang menganggap jika itu hanyalah sebuah trik untuk mencari perhatian dengan tujuan-tujuan tertentu. Tapi tak apa, semuanya itu saya terima dengan lapang dada. Dan... terima kasih untuk penilaian itu. Akun saya tidak bisa saya akses mulai tanggal 6 Agustus, sekitar pukul 20.00 Wita. Padahal satu jam sebelumnya, saya masih sempat menulis. Saya mulai merasakan ada yang tidak beres ketika program ebuddy di ponsel saya tidak bisa saya gunakan untuk chatting di Facebook. Berkali-kali saya ulang dan gagal. Begitulah seterusnya hingga saya kemudian mengambil inisiatif untuk membukanya di laptop. Tapi ternyata gagal juga. Duh!!! Merasakan adanya ketidakberesan ini, saya kemudian membuka akun saya di Kompasiana. Betapa terkejutnya ketika saya menemukan pasword saya tidak bisa digunakan. Saya lalu mengikuti petunjuk untuk merubahnya. Petunjuk dari Kompas.ID, bahwa pasword yang baru telah dikirim ke email saya. Akan tetapi, ternyata pasword tersebut tidak pernah sampai ke email. Bagaimana tidak panik!? Saya sudah mencoba menghubungi sejumlah teman di Kompasiana, seperti Mas Budi van Boil dan Mbak Winda. Juga sejumlah kawan yang memahami soal IT. Akan tetapi, hingga pada hari kedua, semuanya menyerah. Mereka hanya menyampaikan info bahwa ini diduga dilakukan oleh orang profesional. Lalu tadi malam, salah seorang kawan Mbak Winda, Mas Aziz, juga membantu saya memulihkan email saya. Saat saya chatting dengan beliau, informasi yang saya dapatkan bahwa email saya berkali-kali dirubah paswordnya pada tanggal 6 dan 7. Mas Aziz Nawawi inilah kemudian yang membantu memulihkan kembali email saya. Untuk itu terima kasih kepada Mbak Winda dan Mas Aziz. Juga kepada Mas Budi. Sehari setelah akun saya terblokir, saya meminta bantuan Kang Pepih. Info yang saya dapatkan dari beliau, katanya ada juga kompasianer lain yang mengalami hal serupa. Kang pepih berjanji untuk segera menyampaikan kepada IT untuk membenahinya. Tadi Kang Pepih menyarankan kepada saya untuk segera menyampaikan langsung kepada Mas Isjet yang katanya sedang berada di kantor. Mas Jet pun saya telpon dan menyampaikan duduk persoalannya. Tak lama berselang, saya menerima pesan singkat dari Mas Isjet bahwa akun saya di Kompasiana sudah bisa saya buka kembali. Alhamdulillah. Untuk itulah, saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Admin Kompasiana (termasuk di dalamnya Tim IT), khususnya Kang Pepih dan Mas Jet yang telah membantu hingga akun saya kembali pulih dan bisa saya akses kembali. Dan inilah "hadiah" yang sangat berarti bagi saya menyambut bulan suci Ramadhan ini. Kepada segenap teman-teman kompasianer, saya juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika selama ini saya ada kekeliruan dan kekhilafan. Memasuki bulan suci Ramadhan ini, mari kita bersihkan hati, hapuskan dendam, dan luruskan niat. Mari kita siapkan hati menyambut bulan penuh barokah ini. Selama sebulan ke depan, kita akan menjalani ibadah puasa, Insya Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H