[caption id="" align="alignleft" width="298" caption="ilustrasi: kompas.com"][/caption] BANGSA Indonesia adalah bangsa yang kreatif dalam soal bahasa. Dalam pergaulan sehari-hari, sering dijumpai penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku. Namanya bahasa prokem. Menurut Wikipedia, bahasa prokem Indonesia atau bahasa gaul ini jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Mulanya, bahasa prokem lebih dominan dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan/ pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di Jakarta. Namun seiring perkembangannya, pengaruhnya tak lagi dominan. Masing-masing komunitas (daerah) juga mengembangkan penggunaan bahasa gaul dengan rumusannya masing-masing, akan tetapi akhirnya diterima secara luas. Seiring menjamurnya penggunaan internet, perkembangan bahasa gaul ini menjadi begitu sangat cepat melalui jejaring pertemanan. Saat ini, tak hanya bahasa daerah, tapi apa pun yang lagi populer bisa dipermak menjadi bahasa gaul. Ketika kasus video porno Ariel lagi lucu-lucunya, saya kerap mendengarkan anak-anak muda mengucapkan kata "mengaril" dan "menyulun". Kata tersebut digunakan sebagai kata kerja dengan rupa-rupa makna. Di Facebook maupun Twitter, saya juga sering menemukan sejumlah status yang menggunakan kata-kata itu. Misalnya: "Malam itu, ia gak bisa dihubungi. Mungkin lagi mengaril sama bininya, he he hee..." "Duh, cewek-cewek ABG tetangga gua, rame-rame mengaril di warnet." "Gak bisa nahan lantaran mengaril, ada cowok memperkosa." "Gua menyaksikan cowok itu menyulun lewat hape." "Eh, kalo pengen menyulun gak punya bini, nyari aja PSK.. wakakakakkk...." Contoh di atas menunjukkan betapa kedua kata tersebut digunakan dengan berbagai makna. Dalam kalimat yang menyebutkan "malam itu... mungkin lagi mengaril..." tentu kata "mengaril" dimaksudkan sebagai kata kerja yang berarti melakukan hubungan suami-istri. Kemudian pada kalimat "...cewek-cewek ABG.... rame-rame mengaril di warnet", maka kata "mengaril" ini diartikan sebagai menonton video porno Ariel. Begitu pula ini sama artinya dalam kalimat "gak bisa nahan lantaran mengaril, ada cowok memperkosa". Selanjutnya pada kalimat "...cowok itu menyulun lewat hape", maka kata "menyulun" ini bermakna menonton video Cut Tari atau Luna Maya. Dan terakhir, pada kalimat "...kalo pengen menyulun... nyari aja PSK" maka ini berarti melakukan hubungan seks. Terkait dengan "menyulun", hal ini berasal dari kata dasar "culun". Namun bukan culun dalam arti sesungguhnya. Jika culun yang sesungguhnya (bahasa gaul) sama dengan kuper (kurang pergaulan), maka "culun" yang ini adalah kependekan dari Cu(t-Tari) dan Lun(a-Maya). Istilah ini selalu dijumpai dalam berbagai media online yang memberitakan kasus video porno yang diduga melibatkan Ariel, Cut Tari dan Luna Maya. Itulah salah satu contoh perkembangan bahasa prokem di Indonesia. Menurut Wikipedia, kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran, dan seterusnya. Belakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999. Mungkin saja istilah "mengaril" dan "menyulun" yang saat ini lagi naik daun penggunaannya akan masuk dalam Kamus Bahasa Gaul ke depan. Bahkan tidak menutup kemungkinan, malah akan masuk sebagai bahasa Indonesia baku. Bukankah bahasa adalah persoalan pemahaman dan kesepakatan? Salam kesepakatan, ANDY SYOEKRY AMAL (Follow kami di TWITTER dan FACEBOOK) Baca juga 10 Tulisan Sebelumnya:
- Ketentuan Capres: Bersedia Tinggal di Istana!
- Dewa, Kesaksian Pindah Agama dan AIDS
- Fenomena Inspirasi Seorang Dewa di Kompasiana
- Batal Ditahan, Luna Emang Hebat
- Norika Minta Ariel-Luna Nikah di Tahanan
- Ditahan, Luna Maya Tak Bisa Bersamamu
- Paul Jadi Warga Kehormatan di Spanyol, Deddy Corbuzier Gimana?
- Gurita Paul Pensiun Gara-gara Deddy Corbuzier?
- Untung Suami Cut Tari Bukan Orang Bugis
- Curhat Seorang Kompasianer Gay (Kisah Nyata)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H