Pengertian Diplomasi Olahraga
Sekilas olahraga dan hubungan internasional sepertinya tidak ada hubungannya satu sama lain. Padahal, kedua pararel ini sudah lama saling mempengaruhi di berbagai bidang. Diplomasi olahraga adalah salah satunya. Sederhananya, diplomasi olahraga adalah penggunaan olahraga dan berbagai barang terkait sebagai alat diplomasi. Praktik ini sudah ada sejak lama, namun kembali mendapatkan momentumnya dalam satu dekade terakhir.
Buku Olahraga dan Diplomasi karya David Black dan Brian Peacock menyatukan dua bidang yang tampak berbeda, namun memiliki hubungan yang mendalam dalam konteks hubungan internasional. Mengingat meningkatnya globalisasi dan meningkatnya peran olahraga dalam diplomasi internasional, buku ini memberikan wawasan rinci tentang bagaimana olahraga telah menjadi alat penting dalam hubungan antar negara. Melalui penelitian mendalam dan studi kasus yang relevan, Black dan Peacock mengeksplorasi berbagai aspek tentang bagaimana olahraga mempengaruhi diplomasi dan sebaliknya. Buku ini tidak hanya mempertajam pemikiran baru mengenai peran olahraga dalam politik dunia, namun juga memberikan landasan yang kokoh untuk memahami kompleksitas hubungan antar bangsa dalam kondisi modern.
Menurut Singgih, dosen pakar UI, tiga tujuan utama diplomasi olahraga adalah masyarakat/sosial, ekonomi, dan keamanan. Tinjauan literatur yang diangkat, mengungkapkan bahwa diplomasi olahraga dapat berperan dalam ketiga tujuan tersebut. tujuan sosial seperti membangun hubungan, tujuan ekonomi seperti membangun infrastruktur, dan tujuan keamanan seperti pengurangan konflik. Selain itu, topik- topik seperti sarana perkembangan dan studi kasus bisa menjadi pembahasan.
Tujuan dan Fungsi Diplomasi Olahraga
- Tujuan Sosial: poin ini bertujuan untuk membangun kepercayaan atau hubungan. Di dalam poin ini hubungan antar negara akan terbentuk dan berjalan dengan sendirinya.
Saya mengambil contoh dari Amerika sebagai aktor. Pada bulan April di tahun 1971, Sembilan atlet dari tim tenis meja Amerika Serikat melakukan perjalanan yang jauh dan bersejarah ke Tiongkok, menjadi delegasi pertama Amerika yang mengunjungi negara tersebut dalam berapa tahun.
Setelah revolusi Tiongkok di tahun 1949, tidak ada hubungan diplomasi. Perdagangan sangat terbatas, dan hampir tidak ada komunikasi antara Amerika dengan Republik Rakyat Tiongkok. Tentunya Diplomasi Ping-Pong ini sangat membantu untuk meletakkan dasar bagi pembentukan hubungan diplomatik formal antara Amerika dan Republik Rakyat Tiongkok. Sepanjang perjalanan, saat mengunjungi toko suvenir kecil bernama "Toko Persahabatan" yang didirikan oleh tuan rumah dan kaya akan souvenir potensial, bahkan seorang atlet dari Amerika bernama Connie Sweeris menerima raket tenis meja yang dibuat dan diproduksi oleh merek terkenal bernama "Double Happiness".
- Tujuan Ekonomi: poin kedua terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan hubungan luar negeri di bidang perekonomian. kegiatan impor dan ekspor, pembiayaan dan bantuan luar negeri, perdagangan dan investasi internasional. Disini saya mengambil Sejarah diplomatik ekonomi Uni Soviet dan Republik Indonesia. Tahun 1956-1962 merupakan puncak "keintiman"hubungan Indonesia- Soviet.
Hal ini tercermin dari eratnya hubungan melalui saling kunjungan antar pemimpin kedua negara. Pada tanggal 28 Agustus hingga 12 September 1956, Presiden Sukarno mengunjungi Moskow.
Dalam kunjungan ini, pada tanggal 11 September 1956, Menteri Luar Negeri Indonesia Ruslan Abdul ghani dan Wakil Menteri Luar Negeri Soviet Gromyko menandatangani perjanjian bersama di hadapan Presiden Sukarno dan pejabat senior Soviet termasuk Mikoyan, Voroshilov, Kaganovich, dan Malenkov.