Lihat ke Halaman Asli

[Puisi] Bukan Hujan Tapi Takdir

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semalaman...
Derasnya curahan air dari langit
Membasahi bumi
Membawa banyak cerita
.
Wajah suram kaki lima
Keluh pedagang keliling
kesah warung tenda
Rutuk pekerja jalanan
Semua di porandakan
.
Sungai kecil meluap ke latar
Seirama perut perut lapar
Huuufffttt sialan...ini gegara Hujan !
.
Sampai pagi ini..
Masih tersisa lamunan
Menyisakan tangis sedih
Bahkan rintiknya pun membekas dingin
Menembus tulang
.
Anak anakku butuh makan dan jajan
Istriku perlu uang tuk beli beras
Mulutku sendiri asam tanpa kopi dan sebatang sigaret
Aaaahh Andai saja tak hujan...
.
Katanya hujan adalah rahmat
Katanya lagi hujan itu berkat ?
Tapi pagi ini mengapa kami kelaparan ?
Dimana keadilan Tuhan ?
Ini bukan hujan...tapi ini adalah takdir !
.
@omahantik,mj9
BS,20140425

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline