Lihat ke Halaman Asli

[Puisi] Tunjangan

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jang jang di tunjang
Bukan gulai tunjang di warung padang
Ini soal uang Dp
Bukan tentang sinetronnya Jupe
So Jangan anggap sepele
Porskot mobil pejabat agar terlihat lebih perlente
.
Naik naik ke puncak gunung
Harga harga kian melambung
Yang di atas dapat tunjangan
Yang di bawah menjerit BBm di naikkan
Dimana rasa keadilan ??
..
Beras, minyak, gas dan listrik
Sampai tiket moda transportasi massa macam kereta
Mengapa kian mencekik
Gantungkan sekalian tali tuk bunuh diri
...
Hidup makin susah kudu banting tulang
Cari uang sehari seratus ribu
Dari subuh hingga larut malam belum tentu dapat
Maklum cuma kuli
..
Kata sopir angkutan
Edan...edan tenan
Biso biso mendem kahanan
Kondisi negarane lagi mele-mele
Golek duit samsoyo angele
Satrio piningit jare ndisik presidene
Ternyata memble
..
Andai ku di tunjang negara
Takkan seberat ini ku kayuh pedal becak
Tak sepusing ini aku memutar otak
Tak ku makan nasi kucing dua ribuan
Tentu ku beli gulai tunjang di warung padang
....
Sebentar
Bukankah untuk rakyat sudah banyak programnya? Belanya
Maka kalau mau protes juga percuma
Bisa di anggap orang gila ,makar, bahkan melawan negara
Ampuuuuun penguasa... Saya masih waras !!
.....
@omahantik mojo9
BS, 20140406

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline