Lihat ke Halaman Asli

Andy Fitrianto

Seorang guru yang waktu kecil pengen jadi baja hitam robo

Menjadi Lelaki Pantang Menyerah ala Prabowo

Diperbarui: 18 Februari 2024   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

I didn't vote for Pak Prabowo. Saya tidak memberikan suara saya untuk Pak Prabowo dalam perhelatan pemilu barusan. Ini perlu saya sampaikan di awal agar tulisan ini tidak dianggap puja-puji buta seorang pendukung terhadap capresnya. 

Dalam Pemilu kali ini hati dan fikiran saya serasa tercerahkan dan lebih cenderung ke paslon sebelah. Saya tak perlu menyebutkan, tapi anda pasti bisa menebaknya. Namun demikian, walau pilihan saya tak jatuh kepada pak Prabowo, ada satu sisi kehebatan beliau yang perlu saya apresiasi setinggi langit.

Persistence atau kegigihan, adalah satu hal yang telah belau tunjukkan kepada kita semua seluruh rakyat Indonesia. Menjajal sebuah peruntungan menjadi presiden bukanlah seperti ikut tes PNS ataupun tes kerja di salah satu PT di karawang sana. 

Kalau kita gagal tes PNS, kita bisa ikut lagi tahun depan. Kalalu kita gagal masuk kerja di satu Perusahaan swasta, masih ada ratusan Perusahaan swasta yang membuka pintunya untuk kita. Tapi ikut bursa pemilihan presiden adalah kesempatan yang hanya terjadi lima tahun sekali. 

Sekali gagal maka kita harus menunggu lima tahun lagi. Bahkan, bisa dibilang menjadi calon presiden adalah kesempatan once in a life time. Karena Ketika sekali gagal, niscaya takkan ada kesempatan mencoba lagi. Namun hal ini tak berlaku bagi Prabowo. Beliau bukan hanya gagal sekali. Tapi gagal tiga kali sejak tahun 2009. Alhasil, beliau telah merasakan kegagalan yang menghantui selama 15 tahun. 

Bagi orang biasa, mengejar hal yang sama dan selalu gagal dalam kurun waktu 15 tahun mungkin akan membuat semangat kendur dan langkah kaki mundur teratur. Namun hal yang sama tak berlaku bagi seorang Prabowo Subianto. 

Tiga kali gagal mencoba, tiga kali pula ia bangkit dan berjuang untuk hal yang sama. Padahal, kegagalan yang ia lalui bukan semata memakan korban waktu, tapi juga harta. Pasalnya, memasuki bursa presiden bukanlah hal yang murah dan mudah. Untuk dapat dicalonkan menjadi seorang presiden, ada berbagai mekanisme yang harus dilalui dan ada dukungan partai yang harus dihimpun. 

Dalam lima belas tahun terakhir beliau selalu mampu melewati berbagai tahapan pencalonan dan mampu menghimpun dukungan dari para partai pengusung. Padahal, dalam kurun waktu tersebut, puluhan tokoh besar nasional telah hadir menawarkan pesona dan peluang suara. Tapi lagi-lagi tak ada sosok yang dapat mengalahkan beliau dalam menghimpun kepercayaan partai-partai tersebut.

Belum lagi soal biaya. Walaupun ada pihak-pihak yang turut urun menjadi "investor" dalam proses kampanye, penggunaan dana pribadi adalah hal yang pasti. Mungkin orang berpendapat, bagi orang sekaya Prabowo uang bukanlah masalah. Tapi orang-orang juga harus ingat bahwa uang yang telah digelontorkan oleh Prabowo bukanlah jumlah yang sedikit. Sekaya apa pun beliau, kehilangan uang sebanyak itu untuk serangkaian kegagalan pastilah akan memberi dampak signifikan untuk kehidupan. 

Bagi Sebagian besar orang, kehilangan uang dalam proses investasi bukanlah hal yang bisa dengan mudah diterima. Perlu kekuatan mental dan kemampuan menerima kenyataan jika uang yang dihabiskan untuk kampanye nyatanya tak memberikan tahta yang diharapkan. Jamak kita temukan para caleg yang akhirnya depresi dan menjadi gila Ketika kalah kampanye. Tapi hal yang sama tak membuat Pak Prabowo gentar.

Dengan semua kegagalan, kerugian dan rasa kecewa, Sebagian besar dari kita mungkin berfikir. Apa sih yang beliau cari? Mengapa sih beliau begitu berambisi? Kenapa sih beliau merasa tidak cukup hanya dengan menjadi Menteri? Setiap orang punya mimpi dan bagaimana seseorang memperjuangkan mimpinya adalah hal yang membedakan antara seorang pemenang sejati dan seorang pemimpi belaka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline