Lihat ke Halaman Asli

Antara Pemimpin Umat dan Pemimpin Indonesia

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rakyat Indonesia mayoritas menginginkan Jokowi jadi presiden RI ke 7. Alam mengisyaratkan yang demikian itu, begitu pun sunnatullah. Perjalanan seorang Jokowi dari Solo sampai Jakarta adalah sunnatullah.

Begitu pun ketika negeri ini menghendaki Jokowi untuk pada akhirnya menjadi pemimpin negeri ini. Seorang Jokowi tidak pernah meminta atau mengajukan diri untuk jadi presiden. Tetapi alam membantu dan mendorongnya untuk bersiap menjadi presiden.

Rakyat Indonesia tidak boleh di paksakan untuk berpaling dari pemimpin yang didambakannya. Kesediaan Jusuf Kalla diminta untuk menjadi pendamping Jokowi adalah sikap yang sangat tepat , seperti “Khidir mendampingi Musa”.

Mestinya partai yang mengatasnamakan “Partai Islam”tidak serta merta menolak sunnatullah ini.

Mereka harus membantu Musa untuk membangun negeri ini. Berjalan seiring dan mengimbangi kebijaksanaan sang Musa.

Memberi nasehat dan selalu menjadi teman bicara sang presiden. Kalaulah insya Allah Jokowi-JK menang kita bersama dia. Dan berdamai kepada sesama anak bangsa.

Berabad abad negro (orang kulit hitam) selalu di identikan dengan budak atau sekelas dengan budak. Rasis dan apartheid hal biasa di AS, negeri paman Sam.

Sekarang terjadi sesuatu yang tidak biasa akan kejadian luar biasa seorang kulit hitam jadi presiden AS, dia adalah Obama lengkapnya Barach Obama. Dia pernah tinggal di Indonesia dan bahkan sekolah di Indonesia.

Di Indonesia seorang dari kalangan rakyat jelata, Jokowi dari Solo ke Jakarta. Dia dapat mengalahkan seorang incumbent, Foke yang telah lima tahun menjadi gubernur DKI.

Tergusur oleh Jokowi yang belum pernah dikenal sebelumnya oleh warga Jakarta. Dia jadi gubernur DKI Jakarta. Sangat sangat menakjubkan seorang Gubernur dengan pendekatan hati turun langsung melihat keadaan rakyatnya, membenahi apa apa yang perlu untuk dibenahi.

Belum genap 2 Tahun Indonesia meminta Jokowi untuk menjadi seorang presiden. Rakyat Indonesia telah jatuh hati pada Jokowi.

Dalam terminology Agama, dapat dianalisakan seorang hamba Muhammad namanya, lahir dan tinggal di Mekkah.

Dengan masyarakat yang sangat hetrogen. Ada Yahudi, Nasrani, penyembah berhala dan berbagai suku serta kabilah kabilah

Betapa terkejutnya kaum Bani Israil ketika “pemimpin” (Nabi) yang ditunggu tunggu bukan dari kalangan mereka. Para Rahib pendeta dan orang - orang golongan dari Bani Israil.

Muhammad dari Bani Ismail dan dilingkungan Jahiliah diangkat oleh Allah SWT menjadi Rasul.

Ketika Mesir dalam kekuasaan Fir’aun yang zalim. Ada pemuda yang bernama Musa yang peduli kepada rakyat jelata.

Fir’aun dengan kemewahannya serta memusuhi Musa dan rakyat Mesir yang miskin sebagai umat Musa.

Jokowi seperti “Musa” dan Jusuf Kalla seperti “Khidir” sedangkan Dahlan Iskan seperti “Harun” yang sevisi dalam perjuangannya. Mereka akan memimpin Indonesia kepada negeri yang di janjikan aman, adil, makmur dan sejahtera. Amin

*) Yang harus mendampinginya. Begitupun mestinya para “ulama” dan orang orang sholeh jangan menjauhinya, apalagi memfitnahnya.

Tentu saja Jokowi bukan nabi ia hanya manusia biasa hanya saja proses kepemimpinannya adalah proses sunnatullah seperti tampilnya pemimpin fenomenal lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline