Lihat ke Halaman Asli

Andy Anwar

International Relations'20

War On Terrorism sebagai Upaya Sekuritisasi Amerika Serikat pada Era Presiden Barack Obama

Diperbarui: 25 Oktober 2022   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Isu keamanan internasional telah mengalami perubahan setelah perang dingin usai dengan runtuh nya atau bubar nya Uni Soviet pada tahun 1991 sehingga isu keamanan yang berkutat pada konflik antar negara telah berkembang menjadi isu keamanan non-tradisonal yang salah satu contoh nya adalah isu tentang terrorisme.

Konsep keamanan non-tradisional menurut teori Neo-realisme merupakan akibat dari sistem internasional yang anarki oleh karena itu pandangan neo-Realisme mendikotomi actor/ negara menjadi 2 yaitu aktor/negara yang memiliki power dan aktor yang powerless. Posisi Amerika Serikat sendiri terlihat menjadi negara yang memiliki power yang begitu kuat dan tidak jarang karena power yang tidak berimbang dengan negara lain AS mengeksploitasi negara lain untuk kepentingan nasional nya (national interest) mencakup keamanan nasional.

Sementara terrorisme hadir sebagai bentuk kekecewaan atau ketidakpuasan suatu kelompok yang di identifikasikan sebagai actor non-states akibat dari tindakan suatu aktor yang mereka balas lewat aksi terror dalam kasus ini adalah AS yang menjadi awal muncul nya isu terrorisme lewat kampanye war on terrorisme.

Dilatarbelakangi oleh AS yang keluar sebagai pemenang dari perang dingin tahun 1991 oleh sebab itu hal ini menandakaan sentralisasi power AS yang begitu besar (Fukuyama 1992). Power yang begitu besar menghasilkan kebijakan AS yang menurut kelompok terrorisme semana-mena terhadap negara lain khususnya kepada negara islam dan puncak nya adalah serangan WTC 9/11 tahun 2001 oleh kelompok terroris Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama Bin Laden.

Presiden AS pada saat itu yaitu George W Bush langsung membentuk kebijakan War On Terrorism yaitu sebuah kebijakan perang melawan kelompok terrorisme yang dianggap menggangu keamanan internasional dan mendapat sambutan dukungan dari masyarakat AS. Setelah Bush lengser dan digantikan oleh Obama yang memiliki latar belakang dan ideologi politik yang berbeda dari Bush akan tetapi Obama tetap melanjutkan kebijakan War On terrorism akan tetapi dengan cara yang berbeda dari Bush.

Barack Obama dari partai Demokrat yang terpilih menjadi presiden secara gamblang menegaskan memerlukan kajian ulang terhadap kebijakan Bush yang agresif dan penuh tekanan terhadap dunia internasional dengan meninggalkan slogan Either You With Us or Againts Us, slogan yang mempunyai arti singkat hanya ada dua pilihan dalam counter terrorism yaitu melawan terrorisme bersama AS atau sebaliknya mendukung terrorisme dan melawan AS.

Obama memasukan agenda untuk mendekati negara muslim terutama negara muslim di Timur Tengah agar mau berkerjasama dengan AS untuk membantu perang melawan kelompok terroris yang mengatasnamakan muslim dan selama ini meganggu keamanan nasional AS. Hal ini merupakan bentuk implementasi soft power yang akan berimbas pada banyak nya dukungan lewat empati dan simpati bukan karena ketakutan dan mengembalikan AS sebagai guardian of diplomacy (Nye 2011).

Selain itu Obama juga melakukan comprehensive partnership dibidang penanggulangan radikalisme yang merupakan sumber awal dari muncul nya kelompok terrorisme. Usaha ini dilakukan agar doktrin-doktrin terroris dilawan sampai ke akar nya dan tidak membentuk dendam yang berlanjut. AS bekerjsama dengan negara yang mengalami serangan terrorisme seperti Indonesia dengan membangun hubungan diplomatik, selain itu Obama juga berkunjung ke negara-negara muslim sebagai bagian dari usaha mengambil simpati negara muslim dengan tujuan counter terrorism.

Selain itu AS juga membangun koalisi internasional bersama negara-negara Barat dan juga negara muslim dengan tujuan sharing power sekaligus menbentuk kesadaran dan tanggung jawab bersama dalam memerangi terrorisme. Puncak nya adalah keberhasilan dari AS membunuh pemimpin kelompok terroris Al-Qaeda yaitu Osama Bin Laden pada tahun 2011 yang merupakan hasil dari kerjasama antara AS dan Pakistan. Setelah kematian Bin Laden muncul beberapa sempalan kelompok terorris Al-Qaeda seperti ISIS oleh karena itu AS membuat Operation Inherent Resolve pada tahun 2014 sebagai upaya sekuritisasi AS (Lestari 2018).

Obama melakukan hal ini sebagai bentuk dari upaya sekuritisasi AS dalam mengalahkan terorrisme. Sekuritisasi sendiri merupakan sebuah kegiatan dari pejabat politik yang mendeklarasikan sebuah isu melalui serangkaian pidato atau pernyataan (speech act), isu tersebut dibawa ke ranah keamanan dan diidentifikasi sebagai ancaman keamanan sehingga negara dibenarkan melakukan tindakan termasuk tindakan militer (Buzan 1997).

Yang dilakukan oleh Bush merupakan langkah fundamental dari Obama untuk melakukan sekuritisasi akan tetapi merubah esensi dari sekuritisasi Bush sehingga muncul doktrin Obama dalam pidato Inagurasi presiden Obama pada 21 januari tahun 2009 yang melahirkan ketiga perubahan kebijakan tadi yang tidak pernah dilakukan oleh Bush. Obama ingin sekuritisasi AS dalam counter terrorism menggabungkan konsep hard power dan soft power yang akan menghasilkan smart power.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline