Sekitar tahun 2000 saya bekerja sebagai sales antar pulau dari Surabaya ke Sulawesi sampai ke Kalimantan. Rata-rata perjalananku ditempuh dengan kapal Pelni, bis, serta feri. Selama perjalanan tersebut saya jarang mengalami mabuk darat maupun mabuk laut. Pertama kali saya mengalami mabuk laut adalah ketika dari kota Banjarmasin ingin menuju pulang Surabaya, dengan naik feri ASDP yang juga disebut kapal cepat, karena biasanya bila ditempuh dengan kapal Pelni perlu sekitar 18 jam, namun dengan kapal ini cukup 9 jam saja. Masuk ke kapal cepat ini suasananya sangat berbeda dengan kapal Pelni yang besar dan ada ruang terbuka. Kapal ini semua tertutup dan full AC, kursinya mirip kursi bus antar provinsi kelas eksekutif. Berangkat sekitar pukul 8 pagi, saya sempat heran karena makanan kotak untuk makan siang sudah dibagi pada jam 9 pagi. Ketika saya tanyakan kepada awak kapal ini, ia pun menjawab: "Ya makan aja dulu Pak. Soalnya ketika jam 11 siang, kita akan masuk ke laut yang gelombangnya besar. Kalau mabuk, itu ada kantong plastik buat mabuk dan muntahnya" Saya pun agak heran mengapa awak kapal ini sudah men-sugesti para penumpang agar mabuk laut. Namun ternyata ketika masuk jam 11 siang, goncangan kapal sangat terasa, kapal kami dipermainkan ombak yang cukup besar, naik turun terasa kapal kami. Pertama saya santai saja, karena sudah terbiasa naik kapal dan menghadapi ombak besar, maklum orang pulau dalam hatiku. Namun irama dan aroma mabuk bersama sangat terasa di kapal ini. Karena tak ada ruang terbuka, para penumpang mulai mabuk dan muntah di ujung sana dan sini. Dimulai dari tetangga bangku saya, saya pun mulai mabuk. Aroma sedap mabuk dan muntah akhirnya juga menghampiriku, perut terasa berputar, kepala pusing serta konsentrasi hilang. Akhirnya aku pun mabuk dan muntah untuk pertama kalinya. Aku pun keluar dan berbaring di lantai karena dalam posisi duduk sangat menyiksa, dan ketika goyangan kapal mulai tenang, aku pun segar kembali. Sebuah pengalaman mabuk pertama pada perjalanan Banjarmasin ke Surabaya. Salam damai selalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H