Morehei Usiba sebagai seorang Sensei atau guru besar Aikido yang memadukan seni beladiri dengan seni olahrasa atau spritual. Prinsip pelepasan ego diri agar bisa menyatu dengan ai (kasih), ki (energi) menjadi suatu do (jalan). Jadi ketika kita berolahraga harus disertai juga dengan olahrasa untuk melepaskan atau menipiskan ego kita hingga membuat kita bisa terhubung dalam jalan energi kasih yang merupakan energi inti dunia, energi yang membuat dunia ini eksis, energi utama dari Tuhan sang pencipta. Ketika olahraga dan olahrasa ini sudah tercapai, maka kita menjadi selaras dengan semesta dan isinya. Ketika seorang praktisi aikido diserang berarti sang penyerang dalam keadaan tak selaras karena ego dirinya. Maka dengan jalan kasih ia akan bergerak untuk menyelarasakan kembali penyerang ini dalam bentuk gerak terpadu menuju sisi lemah sebuah serangan dan melumpuhkan tanpa melukai. Prinsip olahraga dan olahrasa ini seharusnya juga bisa diterapkan di semua bidang olahraga. Kemenangan bukan utama, namun lebih adalah sebuah perjuangan untuk mengalahkan ego sendiri dalam bentuk kerjasama team dan bisa membaca keinginan teman satu team dengan rasa, misalnya dalam sebuah pertandingan sepakbola. Ketika olahraga tanpa disertai dengan olahrasa, maka yang terjadi adalah pemain pemain dan atlet atlet yang arogan serta tak bisa menjadi contoh dalam hal budi pekerti kepada generasi muda lainnya. Dan biasanya seorang olahragawan yang tak berolahrasa, prestasinya akan gampang redup dan ia akan cepat dilupakan. Hanya sebuah opini simpel setelah belajar Taichi dan membaca kisah hidup Sensei Morehei Usiba. Salam damai selalu Foto koleksi pribadi: latihan bersama Taichi I Ching setiap minggu pagi di Batam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H