Lihat ke Halaman Asli

Kisah Inge: Belut Sakti Ganjen

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Suatu hari pada suatu masa di negeri antah berantah hiduplah seorang petapa yang baik hati. Tingal di sebuah aliran sungai yang indah di sebuah gubug yang sederhana. Suatu hari ketika ia lewat sebuah pasar ia melihat seekor belut yang sangat panjang dan besar yang sedang dijual dan mengelepar gelepar seakan akan memangilnya dan minta tolong. Karena sifat kewelas asihannya petapa itupun menbeli belut besar itu,kemudian melepasnya di sungai tempat ia bertapa. Setelah dilepas belut itupun berenang dengan sangat gembira dan selalu berenang di sekitar petapa itu, tanpa mereka sadari energi mereka menyatu hinga belut ini secara perlahan meningkat kesadaran dan energinya. Puluhan tahun kemudian petapa inipun mangkat ,namun karena tugas dunianya belum selesai iapun beringkarnasi kembali sebagai seorang "suhu" yang dikenal sebagai suhu Andy. Lahir dikeluarga sederhana kemudian Andypun menjadi seorang guru meditasi dan taichi untuk mengajarkan manusia mengenal diri sejatinya serta juga mengenal Tuhannya lewat perenungan serta perjalanan kedalam diri. Suatu senja ketika ia melewati sebuah jembatan ,turunlah hujan dengan lebatnya ,iapun berteduh di sebuah pohon besar dan tetap kehujanan. Tiba tiba di mendengar dua dara tertawa cekikikan sambil berlari ikut berteduh di pohon yang sama namun mereka menbawa payung hijau. "Hihihihi cerah cerah gini kok hujan ya ika ,wkakakakak lama juga inge tak mandi ,asik juga ya?" Ah cie cie inge dasar ganjen aja tiap harikan udah main air" Itulah sekilas obrolan mereka ,Andypun sekilas melirik kepada dua dara cantik ini ,yang satu terlihat tegas dan agak sombong serta cantik namun agak galak "oh ini ika namanya "dalam hati Andy menbatin. Satunya lagi dari sinar matanya terlihat agak nakal dan hidupnya seakan tanpa beban ,sedikit ganjen terlihat dari sedikit sedikit tanpa sebab ia bisa tertawa cekikikan sendiri "cantik sih ,tapi kaya rada pongorok dan ganjen nih ,dara yang menyebut dirinya sebagai Inge ini. Hujan semankin deras siandypun terlihat gelisah karena ia harus segera pulang untuk menyelesaikan tugas kepelatihan dirinya di rumahnya. Tiba tiba sidara ganjen itu mendekatinya dan berkata : "Wahai tuan kalau tak keberatan kami akan mengantarmu kerumah dengan payungku ,sudilah tuan menerima kebaikan hatiku yang polos ini ". Andypun akhirnya ikut ,bertiga mereka dalam satu payung berjalan beriringan ,dan si Inge selalu melirik dan menberikan senyum manisnya pada Andy ,tersipu Andypun juga langsung merasakan ia di setrum oleh kenakalan serta ganjennya senyum dara ini. Sampai dirumah merekapun pamit dengan berat hati ,seakan waktu terhenti ,seakan berat berpisah walau pertama bertemu seakan lama sudah berpisah. Andy tak sadar ,Inge adalah sibelut sakti ganjen yang telah sempurna bertapanya hinga bisa berubah menjadi manusia yang dengan kekuatannya ia selalu menantikan kehadiran penolonganya ,dan ia tahu Andy adalah ingkarnasi dari petapa yang dulu melepas dia kembali ke sungai. Bersambung.... Ribuan tahun kumenanti dalam sepi dan lara Kekasih hati kapankah kita akan bertemu Wahai hujan taukah kau siksa hati karena rindu Ribuan tahun derita ini kutahan Wajah itu selalu dalam simpanan jiwa Bertemu muka bagai gelap hati ribuan tahun teryalakan kembali Terang cintanya menyinari jiwaku Puisi buat si pongorok yang telah menawan hatiku. Selasa 23.03.2010 jam 09.29 Salam damai selalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline