Ketika tingal disebuah desa di jawa tengah 10 tahun yang lalu ,dirumah guru meditasiku roma sugito ,banyak pengalaman dan kebijakan yang kudapat dari kesederhanaan beliau dan serta bisa menyelesaikan pertikaian antar warga dengan damai dan lugas. Suatu hari datanglah dua group orang desa yang kelihatan saling berbeda pendapat dan sudah mengarah pada pertikaian. Duduk diruang tamu romoku pihak pertamapun bercerita ,bahwa mereka sangat tergangu karena desa tetanga mereka menbuat sebuah patung monyet besar atau dewa monyet di jawa yaitu Hanoman yang ada dalam cerita ramayana. Sambil berkata : "Romo ,mereka sunguh keterlaluan masak menbuat patung hanoman dan wajah monyet ini menghadap kampung kami ,dan kami merasa direndahkan setiap melihat patung monyet ini" Dan wakil dari desa satunyapun menjawab: "Kami hanya suka akan kisah kepahlawanan Hanoman dewa monyet ,jadi kami bikin patungnya dan tak ada bermaksud menghina desa mereka romo" Diam sebentar romo pun menjawab: "Tak usah ribut ,kalian rubah saja cara pandang kalian terhadap patung dewa hanoman itu ,jadikan semangat kalian untuk menbina diri untuk menperkuat laku agama kalian untuk mencapai kesucian dan kebijaksaan. Hanoman cuma seekor monyet ,tapi dia bisa naik tingkat menjadi dewa dan menjadi pahlawan karena laku dan perbuatan baiknya, jadi kalian ketika lihat patung Hanoman ini ,harusnya jadi semangat menjalani laku agama kalian untuk menuju pencerahan ,masak kalah ama monyet? " Diam sebentar akhirnya kedua kelompok desa itu bersalaman dan tertawa tawa sambil berkata: "Iyo yo mosok kalah karo ketek" Salam damai selalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H