Data dari gugus tugas penanganan covid 19 mengungkap bahwa kesiapan pembukaan sekolah di tahun ajaran 2020/2021 hanya sekitar 6% yang berada di zona hijau. Hal ini membuat seluruh warga masyarakat harus memutar cara agar mampu beradaptasi dengan berbagai macam aturan yang diberlakukan untuk menyikapi hal tersebut.
Pemerintah memastikan bahwa awal tahun ajaran 2020/2021 tetap dimulai pada bulan Juli 2020, namun dengan catatan, sekolah tersebut berada pada zona hijau dengan beberapa protokol kesehatan sesuai standar dari tim gugus tugas penanganan covid 19. Mengutip informasi dari laman kompas.com, menurut Nadiem, ada 3 tahap sekolah dibuka:
1. Tahap I Yang bisa mengikuti pembelajaran tatap muka ialah siswa jenjang SMA, SMK, MA, MAK, SMTK, SMAK, Paket C, SMP, MTs, paket B.
2. Tahap II Pada tahap kedua ini akan dilaksanakan dua bulan setelah tahap I yakni bagi jenjang SD, MI, Paket A dan SLB.
3. Tahap III Sedangkan di tahap ketiga dilaksanakan dua bulan setelah tahap II yakni bagi jenjang PAUD formal (TK, RA, TKLB) dan non formal. Catatan ini hanya berlaku untuk sekolah yang berada di zona hijau. Berarti yang derada di 94% bagian, masih harus melaksanakan sistem belajar dari rumah dengan regulasi yang belum jelas.
Alih alih berbicara tentang merdeka belajar di masa pandemi, justru yang muncul seolah-olah menjadi sebuah "kurikulum terserah". Banyak warga belajar yang menginginkan adanya panduan yang jelas bagaimana penerapan pembelajaran tatap muka ini dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Metode pembelajaran yang adaptif sangat diperlukan dalam pembelajaran jarak jauh ini. Bukan sekedar membuka kelas dengan waktu yang bersamaan dengan pokok bahasan yang sama. Hal ini akan terasa menjemukan. Dari kondisi di atas, saya mempunyai beberapa catatan yang (mungkin) bermanfaat bagi kompasioner sekalian.
Andai Kelas tatap muka bersama fasilitator mulai bulan Juli 2020
Dengan dua pilihan teknis pelaksanaannya
* Di Sekolah. Anak masuk sekolah dengan terjadwal, memperhitungkan rasio jumlah anak yang masuk dan fasi, frekwensi masuk dan durasi waktu pertemuan yang diatur sesuai kesepakatan dgn ortu.
Misal diawali setiap anak punya waktu sekali dalam seminggu untuk bertemu teman di sekolah. Selanjutnya akan di evaluasi pelaksanaannya secara periodik, misal lalu menambahnya menjadi 2x seminggu dan seterusnya