Lihat ke Halaman Asli

a_selaludihati

Andy Hermawan

Membongkar Pesan di Balik Isi Lagu "Ebony and Ivory"

Diperbarui: 14 Juni 2020   03:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paul McCartney dan Stevie Wonder - Ebony and Ivory | Ilustrasi via addict-culture.com

Pada saat saya berusia 8 tahun, saya pernah bertanya kepada guru les piano saya, "mengapa pencetan ini warnanya hitam putih?" Waktu itu kira-kira saya baru kelas 3 sekolah dasar. Maklum pertanyaan anak kecil yang baru tahu dan baru memegang alat musik seperti itu. Kata "pencetan" yang saya maksud di atas adalah tuts dari piano tersebut. 

Kemudian, guru piano saya mencoba membantu menjawab pertanyaan saya dengan penuh kesabaran, menggunakan kalimat yang seharusnya diberikan untuk anak seusia saya waktu itu. 

Sebagai seorang sarjana seni musik dari salah satu Institut Seni terkemuka di Yogyakarta, tentunya beliau sangat memahami apa yang saya tanyakan tadi, dimulai dengan sedikit menceritakan sejarah terciptanya alat musik piano, hingga mengapa tuts piano tersebut berwarna hitam putih. 

Akhirnya saya peroleh jawaban, bahwa tuts tersebut dibuat sengaja dibuat beda warna karena dibutuhkan 2 warna yang kontras untuk menghasilkan nada mayor dan nada minor, rentetan tuts yang berbeda warna itu akan menghasilnya suara yang indah jika dimainkan.

Merujuk ke sejarah piano, pada awalnya tuts putih piano dibuat dengan menggunakan bahan ivory (gading gajah), sedangkan untuk tuts hitam, menggunakan bahan ebony (kayu hitam). 

Seiring berjalannya waktu, karena produksi ivory mengancam populasi gajah, dan kayu hitam keberadaannya sangat langka, maka diganti oleh material yang berbahan dasar plastik ivorite dan ebonite. Di lain kesempatan, saya mendengar sebuah lagu yang instrumennya sangat menarik bagi telinga saya. 

Meski lagu tersebut telah dipopulerkan oleh penyanyi dan sekaligus penciptanya jauh sebelum saya belajar bermain piano untuk pertama kali.

Syair lagunya seperti ini. "Ebony and ivory live together in perfect harmony Side by side on my piano keyboard, oh lord, why don't we?" Jika diterjemahkan artinya kurang lebih seperti ini, "Ebony dan gading hidup bersama dalam harmoni sempurna berdampingan di keyboard piano saya, oh Tuhan, mengapa kita tidak?" 

Pada saat itu kesempatan saya mendengarkan lagu tersebut hanya melalui radio saja, belum secanggih saat ini. Setiap kali lagu tersebut diputar saya selalu mendengarkan hingga lagu tersebut selesai.

Ya lagu tersebut berjudul "Ebony and Ivory" yang merupakan single dari Paul McCartney dan Stevie Wonder yang dirilis pada tahun 1982. 

Paul menulis lagu ini karena dia prihatin dengan kondisi dunia pada saat itu, dimana banyak orang tidak lagi menghargai keberagaman, terutama mengenai perbedaan warna kulit. Lagu ini melambangkan bagaimana hidup harmoni bersama-sama meskipun terdapat perbedaan diantara kita, layaknya sebuah tuts piano ada yang hitam dan ada yang putih namun dapat menghasilkan nada indah. 

Paul sudah mempunyai pilihan, dengan siapa nantinya ia akan menyanyikan lagu ini. Ya, Stevie Wonderlah yang kemudian menjadi pilihannya. Stevie Wonder adalah penyanyi berkulit hitam dengan usia yang jauh lebih muda darinya.

Pada kelanjutan syairnya dituliskan "We all know that people are the same where ever we go There is good and bad in ev'ryone, We learn to live, we learn to give Each other what we need to survive together alive." 

Pesan yang disampaikan adalah, "kita semua tahu bahwa setiap orang adalah sama di mana pun kita berada. Ada yang baik dan ada yang buruk pada diri setiap orang, kita belajar untuk hidup, kita belajar untuk saling memberi satu sama lain apa yang kita butuhkan untuk sama-sama bertahan hidup." 

Pesan yang disampaikan ini sangatlah jelas, bahwa sesungguhnya kita sebagai manusia memang sama-sama dilahirkan dalam suatu keberagaman. Tidak ada seorangpun yang sempurna, dan tidak perlu lagi ada kejadian seperti yang menimpa George Floyd beberpa waktu yang lalu.

Kita dapat bercermin dari lagu ini yang menceritakan sebuah perbedaan, mulai warna tuts pada piano dan juga warna kulit dari Paul McCartney yang berkulit putih berkewarganegaraan Inggris, serta Stevie Wonder, penyanyi tunanetra berkulit hitam. Betapa indahnya keberagaman jika dilakukan seperti lagu ini.

"Ebony, ivory living in perfect harmony....
Ebony, ivory living in perfect harmony....
Ebony, ivory living in perfect harmony...." 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline