Semenjak Nadiem Anwar Makarim resmi dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (23/10/2019). Pendiri startup ride hailing Gojek tersebut masuk ke dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju dengan masa bakti 2019-2024. Nadiem merupakan menteri termuda di kabinet tersebut. Banyak warganet berkelakar ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan nama Nadiem.
Ketika Nadim ditunjuk jadi Menteri Pendidikan banyak yang bercanda; "nanti belajarnya secara on line", "bayar SPP dan terima rapot gak usah repot ke sekolah, cukup pakai goPay dan goSend".
Ketika Menteri Pendidikan tersebut melempar konsep; "merdeka belajar", banyak yang bercanda "dosen nggak perlu ke kampus, mahasiswa bisa belajar dimana saja, kampus kampus bakal sepi ".
Namun siapa sangka, justru kelakar para warganet ini berbuah kenyataan. Betapa tidak, penyebaran Covid-19 membuat tatanan yang selama ini ada berubah drastis.
Tak terkecuali yang terjadi pada sistem pendidikan kita yang dapat dibilang "tidak fleksibel", karena masih menggunakan sistem belajar yang konvensional di mana tatap muka harian masih diperlukan, pengumpulan tugas fisik juga masih disyaratkan.
Covid-19 "memaksa" Nadiem selaku Menteri Pendidikan untuk membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung upaya pencegahan penyebaran virus tersebut, termasuk dengan meniadakan Ujian Nasional serta merubah tatanan proses belajar mengajar yang tadinya tatap muka di kelas, menjadi pembelajaran di kelas-kelas online.
Bagi sebagian besar orang, hal ini melegakan. Namun bagaimana nanti praktik pada aras pelaksana, tentu akan menarik untuk diamati.
Saat ini Kemendikbud tengah mempersiapkan skenario belajar dari rumah hingga akhir tahun 2020 sebagai antisipasi apabila wabah virus corona belum berakhir hingga akhir tahun.
Artinya kita sebagai orang tua pun harus mempersiapkan skenario tentang bagaimana beradaptasi dengan kondisi ini. Tak sedikit orang tua yang terbebani dengan tugas-tugas harian anak-anaknya.
Belum lagi jika salah satu, atau bahkan kedua orang tua juga masih harus bekerja di bidang-bidang pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di rumah.
Saya menjadi teringat akan pesan dari bapak Pendidikan Nasional kita yaitu Ki Hadjar Dewantara, bahwa sesungguhnya sejak jaman dahulu kala, kita sebagai bangsa Indonesia sudah memiliki metode sendiri yang disebut sebagai metode Among Siswa, yaitu sebuah metode mendidik dengan jiwa kekeluargaan dan bersendi kemerdekaan dengan kodrat alam.