Lihat ke Halaman Asli

a_selaludihati

Andy Hermawan

Komunitas Guru Belajar Mengadvokasi 83 Juta Anak

Diperbarui: 22 Oktober 2019   01:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bu Elaa (baju merah) pada acara Temu Pendidik Nusantara 2017

Beliau Ibu Najeela Shihab, kami di KGB (Komunitas Guru Belajar) memanggilnya dengan sebutan Bu Elaa. Yang paling saya kagumi dari Bu Elaa adalah bagaimana prinsip-prinsip beliau bisa menjadi ciri dan cara kerja lembaga-lembaga yang dibangunnya. 

Guru tak mau berubah? 

Ini cara Bu Elaa: "Banyak juga guru yang kehilangan tujuan, sebenarnya punya komitmen di awal, tapi terdistraksi oleh tujuan antara atau tujuan tak bermakna. Jadi jangan disalahkan, tapi perlu dirangkul agar bisa ingat kembali cita-citanya. Kemudian ada juga guru yang selalu merasa jadi korban sehingga tak mandiri dan cenderung menyalahkan pihak lain, ini biasanya karena pengalamannya adalah pengalaman gagal saat berusaha. Guru-guru ini perlu diberi pengalaman berhasil dengan tantangan kecil, nanti jadi lebih termotivasi untuk mencoba yang susah-susah. Mulai tularkan hal sederhana seperti kesepakatan bersama atau strategi literasi agar mereka mau belajar tentang paradigma yang tepat untuk berubah. Ada lagi guru yang tidak berani melakukan refleksi karena saat mengakui kelemahan diri malah tidak dapat dukungan emosional dan disalahkan. Jadi pastikan TPD (Temu Pendidik Daerah) dan semua situasi di KGB selalu aman dan saling menguatkan." 

Kata kuncinya: Rangkul, pengalaman berhasil, dukungan emosional, aman, saling menguatkan. 

 Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata advokasi? 

Menurut Bu Elaa: "Advokasi sendiri adalah kombinasi dari substansi yang kuat, ketekunan untuk 'menekan' dengan penuh kelembutan, dan momentum-momentum yang perlu dimanfaatkan atau diciptakan. Nanti saya bagi tips-tips lebih jauh untuk ini ya. Salah satu syarat utama advokasi adalah memanusiakan hubungan - jadi sekali lagi, soal membalik piramida dengan pemangku kepentingan yang berbeda (apalagi yang kita mau letakkan "dibawah" alias belakangan) adalah soal saling percaya, berempati, rendah hati-tetapi harus tetap dengan ambisi tinggi." See? Menekan dengan lembut. Memanusiakan hubungan. Terakhir, Bu Elaa bilang gini: "Terima kasih sudah bertahan merdeka di profesi ini sekian lama. Saya tahu sama sekali tidak mudah. Gak kebayang modal cita-cita ibu bapak pasti besar sekali. Ditimpa berbagai macam tantangan, terbiasa dikekang di ekosistem beracun tanpa rasa saling percaya dan berdaya, tapi masih bisa sampai di titik ini bersama-sama. Ingat, ada 83 juta anak yang sedang kita bela." Ya Allah, kan langsung mewek akunya. Langsung kebayang macem-macem. Tadinya mau diem-diem aja, tapi ternyata bapak-bapak sama juga pada mbrebes mili. Segitunya? Iyalah, karena ini bukan retorika, ini sungguh gerak bersama.

Ingat, ada 83 juta anak yang sedang kita bela.

Sumber: Irma Nugraha, Penggerak Komunitas Guru Belajar Tangerang Selatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline