Lihat ke Halaman Asli

a_selaludihati

Andy Hermawan

Belajar Tanpa Batas dan Sekat, Kisah Inspiratif Pak Slamet Riyanto, Pejuang Mandiri dalam Dunia Pendidikan

Diperbarui: 1 Oktober 2019   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Slamet Riyanto Bersama Relawan Pengajar dan Peserta Temu Pendidik Daerah #1 Komunitas Guru Belajar Banyumas


Riuh anak belajar bersama di serambi sebuah Masjid di Lereng Gunung Slamet. Puluhan anak belajar bersama dengan satu guru. Membersamai belajar anak berbagai jenjang pendidikan yang dienyam anak merupakan tantangan yang dihadapi Pak Slamet Riyanto, seorang otodidak, pejuang mandiri yang peduli terhadap pedidikan dari Lereng Gunung Slamet. 

Pada TPD #1 KGB Banyumas, 29 September 2019 Pukul 11.00-14.00, KGB Banyumas mengadakan TPD dengan tema Belajar Tanpa Batas dan Sekat. Pada kesempatan ini, KGB Banyumas ingin mengulik bagaimana cara Pak Slamet mengelola kelas dengan berbagai jenjang pendidikan dalam satu tempat dan satu waktu dalam suatu wadah bernama Oemah Sinau Bocah.

 Oemah Sinau Bocah merupakan kegiatan sosial bimbel gratis. Kegiatan Oemah Sinau Bocah dikelola secara mandiri, tanpa pengurus, dan donasi yang didapatkan donatur yang mengetahui kegiatan Oemah Sinau Bocah melalui media sosial. Anak-anak yang belajar di Oemah Sinau Bocah tidak dipungut biaya. Pembelajaran dilakukan di rumah-rumah warga (tempat 1-5) dan serambi masjid (tempat 6). 

Lokasi tempat belajar anak-anak Oemah Sinau Bocah berada di Limpakuwus Kecamatan Sumbang (tempat 1-5) dan Kemutug Lor Kecamatan Baturraden (tempat 6). 

Menurut Pak Slamet, banyak anak-anak yang tidak dapat menghargai orang tua dan sekolah dianggap sebagai rutinitas bukan aktivitas. Guru, orang tua, dan pendidikan non formal merupakan tiga pilar pendidikan. 

Banyak orang tua beranggapan orang tua telah menyekolahkan anak maka anak harus memiliki prestasi. Padahal kenyataannya, betapa sulitnya seorang guru menghadapi banyak anak dengan berbagai karakter dan latar belakang. Disisi lain, orang tua merupakan pilar utama dalam pendidikan anak dan pembentukan karakter anak. A

da beberapa orang tua yang cenderung tidak memperhatikan apa yang dipelajari anak di sekolah. Selain itu, banyak anak yang tidak menghargai guru. Berangkat dari fenomena yang ada, Pak Slamet membentuk Oemah Sinau Bocah.

Pak Slamet Riyanto (jongkok nomor satu dari kanan)

 Dalam pembelajaran di Oemah Sinau Bocah, Beliau menyisipkan beberapa pendidikan karakter, salah satunya sebelum dan sesudah belajar anak-anak berdoa dan mencium tangan para relawan pengajar. 

Menurut beliau, mencium tangan seorang guru dapat memudahkan anak dalam menyerap materi belajar karena anak menghormati guru, bertanggung jawab, dan mencintai apa yang akan dipelajari. "Anak-anak merupakan guru terbesar kami" merupakan semboyan Oemah Sinau Bocah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline