Lihat ke Halaman Asli

a_selaludihati

Andy Hermawan

Refleksi Bersama tentang "Nilai" 8 Juta

Diperbarui: 26 Juli 2019   01:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Setelah beredar cuitan di salah satu media sosial, hal ini menjadi topik panas, bukan hanya hangat. Beragam tanggapan muncul, baik positif maupun negatif. Nilai dari sebuah angka yaitu Rp 8.000.000,- merupakan hal yang relatif untuk ditafsirkan. Kemudian banyak muncul pertanyaan "Berapa gaji yang kamu harapkan?" 

Lalu pertanyaan berikutnya muncul "Kemampuan apa yang sudah kamu miliki?" Pertanyaan semacam itu pernah saya alami ketika pertama kali saya diwawancara oleh manager HR waktu itu. Sayapun menjawab sesuai dengan apa yang saya baca di dalam buku yang saya beli sehari sebelumnya untuk persiapan wawancara ini. Waktu itu saya hanya jawab dengan menunjukkan kompetensi apa yang saya miliki dengan praktek sesuai apa yang diminta oleh manager tersebut. Membicarakan gaji merupakan hal yang sangat peka, karena seorang penguji pada saat wawancara kerja akan merasa ilfil jika kita salah dalam menjawab, maka hanya saya jawab "Berapa saja yang bapak rasa pantas untuk diberikan kepada saya." Dalam suatu peristiwa, orang merasa bahwa angka 8 juta sangatlah kecil bagi seseorang dengan latar belakang pendidikan lulusan dari Universitas Indonesia. 

Karena seseorang ini merasa, bahwa dengan latar belakang pendidikan yang ia miliki, meskipun berstatus fresh graduate, ia beranggapan bahwa  seharusnya jenjang kariernya berada dalam sebuah perusahaan multicompany, bukan sebuah perusahan lokal. Bila perlu, perusahaan yang ia cari adalah yang mampu memberikan gaji lebih besar daripada gaji dari guru ataupun dosen yang telah memberikan ilmu bagi dirinya.  

Pada peristiwa yang lain, angka 8 juta akan menjadi sangat bernilai bagi seorang Dewi Febriyanti, seorang siswi SMP di Tangerang yang setiap hari harus berjualan bakpao untuk membatu nenek angkatnya dalam memenuhi kebutuhan bagi keluarga, termasuk dirinya. 

Walaupun (mungkin) tidak sebesar 8 juta nominal yang dapat dikumpulkan Dewi setiap bulannya, tetapi apa yang dikumpulkan Dewi memiliki "nilai" yang sangat berarti bagi kelangsungan hidup Dewi bersama orang tua dan semua adiknya termasuk pendidikan yang harus ia tempuh entah sampai jenjang apa nantinya. Semoga peristiwa ini dapat menjadi refleksi bagi kita semua menyikapi arti dari "gaji 8 juta" itu sendiri.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline