Pulau Sanrobengi. Cukup untuk menjadi tempat yang penuh akan kenangan, saat Aku mengingatnya nanti. Meskipun baru 10 menit menginjakan kaki di pulau yang sangat asing buatku ini. Bagaimana tidak, ini adalah senja pertamaku denganmu lagi, setelah di bali bulan Februari lalu. Meski Kau tidak sepenunya berada disisiku saat senja terbenam dibalik cakrawala.
Aku bahagia. Melihat kau bermain dengan gemercik air laut di bibir pantai, mengambil gambar siluet dirimu dengan handphone di gengaman tanganmu, cukup untuk menjadi alasan bahwa Aku bahagia. Dan, aku yakin Kamu pun bahagia dengan moment ini. Dimensi yang kini terpisah, tapi senja hari ini adalah pemandangan untuk dua hati yang terpisah.
Setelah senja hari ini kembali ke peraduan, akhirnya tangan yang pernah ku genggam dapat tergengam kembali, dan kata maaf yang lama tertahan oleh gengsi, kini terlontar dari mulut yang lama telah bungkam. Kata itu terdengar tulus, dan di terima dengan mulus olehmu. meski saat ini bukan langit jingga saat sore, tanpa diiringi backsound romantis. Meteran bahagiaku naik drastis sejak sore tadi, saat jingga melukis langit. Yah aku bahagia. Dimensi yang tadi tepisah, sekarang menyatu akibat evolusi dari bulan dan matahari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H