Bagi kebanyakan pendengar musik, aliran musik progressive metal merupakan musik yang sulit dinikmati apalagi dimengerti. Progressive metal baru berkembang pesat pada dekade 1980-an, sebelumnya dunia musik terlebih dahulu mengenal karya grup musik progressive rock seperti Pink Floyd, Rush atau Emerson Lake Palmer (ELP), masih banyak lagi.
Progressive metal sendiri mengakar dari musik progressive rock. Grup musik di genre ini banyak berkiblat dari gaya musik progressive rock. Sebut saja Dream Theater (DT), sebagai grup musik yang memiliki banyak penggemar dan cukup berpengaruh dalam mengusung genre progressive metal, DT kerap kali mengakui jika musik dari Rush, ELP dan grup musik progressive rock lainnya sangat mempengaruhi gaya musik mereka.
DT sebagai grup musik besar beranggotakan para pemain musik berkemampuan di atas rata-rata, mulai dari Jame LaBrie (vokal), Jordan Rudess (Keyboard), John Myung (Bass), John Petrucci (Gitar) dan Mike Mangini (Drum). Menarik disimak posisi Mike Mangini sebagai pemain drum pengganti Mike Portnoy yang hengkang dari DT tahun 2010 lalu. Setelah satu dekade, para penggemar DT masih saja memperdebatkan antara Mike Portnoy dan Mike Mangini selaku pengisi departemen drum di DT.
Sejatinya John Petrucci dan Mike Portnoy tidak hanya sekadar rekan bermusik tetapi hubungan mereka sudah sangat dekat selaku sahabat erat, usai berpisah dari DT di tahun 2010, akhir tahun 2017 John Petrucci sempat memperlihatkan keakraban berfoto bersama Mike Portnoy. Apakah itu tanda Mike Portnoy kembali ke DT?
Nampaknya tidak, kendati Mike Portnoy tidak kembali menjadi anggota DT namun chemistry bermusiknya terlanjur erat bersama John Petrucci, sehingga di tahun 2020 John Petrucci mengajak Mike Portnoy menggarap album solo-nya berjudul Terminal Velocity.
Sekilas Latar Belakang Album Terminal Velocity
Tahun 2020 bisa disebut tahun penuh kebingungan, ketidakpastian, Covid-19 mengacaukan kehidupan sosial manusia, banyak hal berubah. Hal tersebut juga dirasakan John Petrucci, sebagai musisi yang kerap melakukan konser, tentunya pandemi Covid-19 mengharuskan seluruh jadwal pertunjukan di tahun 2020 terpaksa dibatalkan.
Kenyataan ini pastinya mengecewakan para penggemar musik dan juga para musisi, tak terkecuali John Petrucci. Hanya secara tak terduga pandemi Covid-19 yang mengakibatkan lockdown memberikan keleluasaan bagi John Petrucci menyelesaikan album ini lebih awal dari target sebelumnya.
Seluruh materi dan rekaman diselesaikan dalam waktu dua bulan sejak Maret 2020. Dan Terminal Velocity adalah album solo kedua setelah tahun 2005 John Petrucci merilis Suspended Animation.
Sebetulnya sebagian materi pada album Terminal Velocity sudah diciptakan sejak lama, dalam beberapa kesempatan di saat konser John Petrucci telah membawakan lagu-lagu dari album ini baik saat konser G3 bersama Steve Vai dan Joe Satriani atau pada kesempatan lainnya. Jadi Terminal Velocity dapat dikatakan sebagai ungkapan hati John Petrucci, karena inspirasi dan idenya berasal dari pengalaman pribadi John Petrucci selama beberapa tahun.
Para personel yang dilibatkan menggarap proyek Terminal Velocity tentunya bukan musisi sembarangan. Instrumen bass dipercayakan kepada Dave LaRue, bassis ini bukan orang baru karena sudah terlibat menyelesaikan album solo pertama John Petrucci yaitu Suspended Animation.
Sementara urusan mixing dan mastering menjadi bagiannya Andy Sneap, figur berpengalaman berkolaborasi membantu banyak musisi, salah satu grup musik yang sudah dibantu Andy Sneap adalah Judas Priest, bahkan Andy Sneap turut tampil bersama Judas Priest di Jakarta, mengisi kekosongan posisi gitaris karena Glenn Tipton dalam kondisi sakit.