Publik lebih mengenal nama Mark Twain ketimbang Samuel Langhorne Clemens (1835-1910), padahal keduanya adalah orang yang sama, nama pena Mark Twain menjadi semacam identitas jaminan atas buku-buku karangannya.
Semasa muda Mark Twain pernah berkelana berkeliling Amerika Serikat selama 7 tahun, mengalami demam emas dan bertemu dengan kerasnya kehidupan di zaman wild west.
Kelak masa perjalanannya itu diikhtisarkan dalam sebuah buku berjudul Roughing It. Lucunya Mark Twain pernah menyentil perilaku para bankir Amerika. "The only people that a bank will loan money to is the very people who don't need it."
Loan atau pinjaman alias kredit merupakan produk perbankan yang lazim ditemui, kredit adalah salah satu fungsi utama sistem perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan, masyarakat menyimpan uang kemudian bank menyalurkan dana atas simpanan tersebut kepada pihak yang membutuhkan atau nama lainnya adalah debitur.
Pada prinsipnya bank memang merupakan bagian dari sistem ekonomi di negara mana pun, sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit, pertumbuhan perbankan menjadi salah satu tolok ukur kondisi perekonomian. Bank memang menjembatani antara pihak penyimpan dan peminjam uang. Dan hal serupa juga terjadi di Indonesia.
Di tengah terpaan pelambatan ekonomi serta baying-bayang ancaman resesi global, pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17%, naik jika dibandingkan pencapaian 2017 sebesar 5,07%.
Sebetulnya pencapaian tersebut meleset jika dibandingkan harapan awal pemerintahan Presiden Joko Widodo yang pernah membidik pertumbuhan ekonomi di kisaran 7%.
Dan tahun 2019 masih menjadi tahun sulit bagi Indonesia untuk melebihi rasio pertumbuhan ekonomi 5%, kondisi ekonomi yang serba sulit juga dirasakan di kalangan perbankan, khususnya di bidang kredit.
Apa Kabar Pertumbuhan Kredit Perbankan?
Lesu, demikian jawaban rekan bankir. Keadaan ekonomi sesuai Pemilu 2019 ternyata belum terlalu menggeliat. Jika mengacu kepada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pertumbuhan kredit Agustus 2019 secara year on year (yoy) adalah 8,59%, turun jika dibandingkan Juli 2019 yoy 9,58%.
Kondisi ini sebagai dampak dari menurunnya portofolio redit korporasi.
Kredit korporasi pada dasarnya adalah kredit yang ditujukan untuk segmentasi debitur dengan kebutuhan dana cukup besar. Dan debitur kategori ini menjadi penopang utama pertumbuhan portofolio kredit.