Lihat ke Halaman Asli

andry natawijaya

TERVERIFIKASI

apa yang kutulis tetap tertulis..

Alasan yang Bikin Aku Makin Sayang Sama Kompasiana

Diperbarui: 18 Oktober 2019   16:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: notonthehighstreet.com

Jika ditinjau dari aspek sejarah, sebetulnya nama Kompasiana lekat dengan salah satu figur pendiri grup Kompas Gramedia, yaitu Petrus Kanisius Ojong atau PK Ojong (1920-1980).  

Di era awal berdirinya harian Kompas sekitar tahun 1960-an, rubrik Kompasiana menjadi wadah bagi PK Ojong untuk mencurahkan pandangan atau opini, singkatnya menjadi media curahan hati sang legenda. 

PK Ojong banyak bercerita mengenai masalah sosial, politik, ekonomi sampai kisah hidup sehari-hari. Tak heran sejak kehadirannya Kompasiana sudah sangat diminati dan disayang oleh para pembacanya. Kira-kira seperti itulah gambaran Kompasiana di era klasik, di saat informasi masih banyak mengandalkan media cetak.

Pada tahun 2008, tercetus ide di kalangan para jurnalis Kompas membuat suatu media agar jurnali-jurnalis yang bernaung di Kompas memiliki wadah untuk menyampaikan pandangan atau opini pribadi. Terinspirasi atas karya PK Ojong, maka Budiarto Shambazy seorang wartawan kawakan mengusulkan agar digunakan nama Kompasiana.

Ternyata kisah kasih Kompasiana dengan para pihak yang berinteraksi selaku para penulis dan pembaca meluas, tak hanya mencakup di kalangan jurnalis Kompas namun akhirnya terbuka bagi semua kalangan. 

Masyarakat luas dapat berpartisipasi mencurahkan pandangannya. Jadi sejak 2008 silam, #11TahunKompasiana hadir menjadi teman setia pembaca dan penulis. Melalui artikel ini, aku sebagai salah satu Kompasianer, bermaksud untuk berbagi kisah kasih seputar rasa sayang aku yang mendalam terhadap Kompasiana.

Alasan Sayang Sebagai Pembaca Kompasiana

Sebelum memulai kiprah sebagai Kompasianer, aku sudah menjadi pembaca artikel hasil karya para Kompasianer. Aku mulai mengikuti berbagai artikel di Kompasiana sejak tahun 2010. 

Saat itu aku belum aktif menulis di Kompasiana, jadi partisipasi aku adalah secara pasif. Sebagai pembaca ada beberapa hal yang membuat aku sayang dan jatuh hati kepada Kompasiana.

1. Cakupannya luas

Di berbagai negara maju konsep seperti ini sebetulnya sudah umum, namun di Indonesia konsep citizen journalism baru berkembang sejak era reformasi atau pasca tahun 1998. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline