Lihat ke Halaman Asli

andry natawijaya

TERVERIFIKASI

apa yang kutulis tetap tertulis..

Antara Pantai Sadranan dan Candi Prambanan

Diperbarui: 5 Mei 2018   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: tempatwisataindonesia.id

Bagi saya Yogyakarta merupakan sebuah kota dengan penuh pesona dan kenangan. Kunjungan demi kunjungan yang telah saya lakukan tidak pernah menyurutkan minat terhadap daerah istimewa ini. Sebuah kota budaya dengan geliat modernisasi, berupaya untuk membangun perekonomian daerah dari sektor pariwisata. 

Potensi wisata Yogyakarta memang cukup menjanjikan mulai dari wisata kuliner, wisata alam, wisata sejarah dan budaya serta wisata belanja, semuanya dapat ditelusuri di Yogyakarta. Saya menjadikan Yogyakarta sebagai tempat pelarian dari rasa jemu terhadap pekerjaan dan aktivitas rutin.

Jam menunjukan pukul 5.45 WIB, secangkir kopi pahit baru saja terseruput sedikit, tiba-tiba rekan baik saya yang tinggal di Yogyakarta sudah memanggil agar saya bersiap untuk ikut ke Pasar Pathuk, mencari sarapan pagi. Sejak tiba di Yogyakarta pada malam hari sebelumnya memang saya tidak sempat makan apapun, jadi nampaknya tawaran untuk mencari sarapan pagi tidak dapat ditampik. 

Saya berpikir baru saja terbangun, hari masih pagi ternyata sudah diajak wisata kuliner, sebuah sambutan hangat dan bersahabat dari tuan rumah. Kemudian kami bergegas berangkat menuju Pasar Pathuk, disertai dengan rasa lapar dan penasaran.

Menikmati Sego Gurih dan Jajan di Pasar Pathuk

Di tengah perjalanan menuju Pasar Pathuk lantas saya bertanya, seputar makanan unik yang dijajakan di sana. Ternyata jawaban dari rekan saya malah mengusulkan jika mencari kuliner khas di pagi hari lebih baik mencoba sego gurih. Dari namanya saja sudah membuat penasaran, akhirnya saya setuju, lantas kami terlebih dahulu menuju jalan Urip Sumoharjo.  Ternyata sego gurih yang diceritakan rekan saya itu dijajakan dengan sederhana oleh seorang mbah, tetapi bagi saya kuliner dengan gaya sederhana mencerminkan nilai budaya asli.

Dokumentasi pribadi

Kami pun memesan beberapa bungkus sego gurih, dan saya menyempatkan bertanya mengenai sego gurih kepada mbah penjual, namun pertanyaan saya dijawab dengan menggunakan bahasa Jawa. Saya pun tersenyum karena penguasaan bahasa Jawa saya masih minim. Kemudian rekan saya membantu menjelaskan bahwa sebetulnya sego gurih merupakan kuliner khas Yogyakarta dan merupakan menu wajib setiap perayaan sekaten. 

Ternyata sego gurih menu istimewa. Nasi dimasak dengan kelapa parut, daun salam, daun pandan, bawang merah dan putih. Untuk lauk pendampingnya dapat memilih kedelai goreng, suiran daging ayam, serundeng atau irisan telur. Setelah membeli sego gurih kami melanjutkan perjalanan menuju Pasar Pathuk.

Sumber: info-jogja.net

Nama Pathuk biasanya identik dengan bakpia, kudapan khas Yogyakarta, ternyata di daerah tersebut juga terdapat sebuah pasar tradisional. Dan letaknya memang berada di sekitar toko-toko yang menjual bakpia. Pasar Pathuk merupakan pasar pecinan di Yogyakarta, di pasar Pathuk ada banyak pilihan makanan mulai dari makanan khas Yogyakarta pada umumnya juga makanan khas peranakan Tionghoa. 

Sebagai pecinta kue jajanan khas pasar, saya membeli beberapa kue basah. Beragamnya jajanan di pasar Pathuk sungguh menggoda, membuat saya lapar mata. Rasanya semua jajanan ingin dicoba, saran saya jika berkunjung ke pasar Pathuk, awas jangan sampai kalap dan lupa diri, godaannya berat. Apalagi bagi rekan-rekan yang menjalani diet. Setelah menelusuri pasar Pathuk, kami pun kembali dan menikmati sarapan pagi, sego gurih berikut martabak telur dari pasar Pathuk. Nikmat.

Di Bawah Air Pantai Sadranan dan Berkenalan Dengan Wanita Jerman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline