Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Penggunaan Telepon Selular & Alat Elektonik Mengganggu Penerbangan?

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1336725291439791200

[caption id="attachment_187606" align="aligncenter" width="500" caption="ilustrasi/admin (shutterstock.com)"][/caption] Rabu, 9 Mei 2012, siang hari yang cerah itu mendadak berubah menjadi kelabu bagi bangsa Indonesia. Demo penerbangan dalam rangka rencana pembelian 12 unit pesawat Sukhoi 100 yang dipesan oleh PT Sky Aviation menjadi mimpi buruk bagi industri penerbangan Rusia dan Indonesia. Saat ini, banyak spekulasi yang beredar mengenai kegagalan penerbangan yang kedua tersebut, mulai dari gangguan cuaca buruk di Gunung Salak sampai pada gangguan signal karena telepon selular. Dengan penuh rasa hormat, secara khusus, Saya ingin menuliskan tanggapan singkat mengenai penggunaan telepon selular dalam penerbangan untuk meluruskan beberapa argumen yang salah. Harapan Saya adalah bisa memberikan edukasi kepada publik mengenebiasaan menghidupkan telepon selular di pesawat dan memberikan dukungan dan kesempatan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi [KNKT] dalam melakukan investigasi kejadian ini. Pengamanan dalam alat komunikasi dan fitur keamanan di pesawat Dalam menangani isu untuk gangguan elektromagnetis dan signal dari telepon selular dan alat elektronik lainnya; Federal Aviation Administration yang mengatur regulasi penerbangan sipil di Amerika, juga melakukan berbagai upaya untuk memastikan keselamatan penerbangan. Dalam dokumen tertanggal 16 November 2010 yang berjudul 'Civil Aircraft System Safety and Electromagnetic Compatibility' - FAA mengatur berbagai macam regulasi termasuk design, bahan, konstruksi, kualitas dan uji coba dari pesawat, mesin pesawat dan propeler yang layak digunakan untuk penerbangan modern. Termasuk di dalamnya adalah untuk keamanan dari gangguan signal baik elektromagnetis dan telepon selular. Semua alat-alat yang tidak lulus tes, tidak akan memperoleh sertifikasi untuk produksi. Bahkan proses instalasi dan design pun juga termasuk dalam penilaian. Walaupun hal ini tidak menjadi jaminan utama untuk keselamatan, tetap perlu menjadi catatan bahwa industri aviasi pun berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi. [caption id="attachment_187578" align="aligncenter" width="400" caption="Penggunaan Telepon Selular di Pesawat"]

13367155241559924827

[/caption] Gangguan di pesawat akibat signal penggunaan telepon selular Supaya telepon selular bisa berfungsi, telepon tersebut harus terhubung dengan BTS. BTS dibangun diatas menara [antara 30-100m] yang pada umumnya dipasang dengan sudut mengarah ke bawah / daratan, bukan ke arah langit. Secara ekonomis, tidak ada gunanya operator telepon selular mengarahkan BTS-nya ke langit. FAA juga sudah mengatur bahwa pesawat tidak boleh terbang di bawah ketinggian 150m. Jadi secara teoritis, hampir tidak mungkin pesawat selular bisa menerima signal di pesawat [dengan kata 'hampir' di garis bawahi]. Catatan yang Saya peroleh dari The Physics Factbook yang diedit oleh Glenn Elert pada tahun 2002, pesawat jet komersial melaju dengan kecepatan diatas 500km/jam. Pada kecepatan seperti ini telepon selular tidak akan bisa berhubungan dengan BTS yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan kecepatan maksimum antara 100-160km/jam. Jauh di atas rata-rata. Dengan kata lain akan selalu 'signal lost' pada saat menyalahkan telepon. Sebuah studi yang dilakukan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) pada tahun 2003 mengenai Spectrum Study menghasilkan hasil yang tidak konklusif mengenai pengaruh penggunaan telepon selular dalam alat-alat penerbangan. Hal ini di konfirmasi oleh Pilot veteran John J. Nance di ABC News pada bulan Desember 2007. Studi lain lagi yang dilakukan oleh Profesor AK Dewdney yang berjudul 'Project Achilles' menunjukkan bahwa telepon selular tidak mungkin digunakan pada ketinggian lebih dari 8000 feet [sekitar 260m]. Pesawat telepon tidak akan mendapatkan signal. Gangguan di pesawat akibat gangguan gelombang elektromagnetis akibat penggunaan alat elektronik Secara teoritis, gelombang elektromagnetis di hasilkan secara aktif oleh alat-alat yang mengeluarkan signal radio seperti telepon selular, walkie talkie dan remote control. Juga dihasilkan oleh alat-alat penerima signal seperti komputer, radio dan lain-lain. Studi yang di lakukan oleh Boeing yang diterbitkan dengan judul 'Interference from Electronic Devices' pada tanggal 10 Maret 2000 menunjukkan bahwa Boeing belum dapat menghasilkan hubungan antara gangguan pada alat-alat di pesawat dengan yang biasa disebut 'Personal Electronic Devices' - alat-alat elektronik seperti yang disebutkan di atas. Kesimpulan Kecelakaan pesawat selalu mengakibatkan kerugian non-material dan emosional yang sangat mendalam. Penggunaan telepon selular memang belum secara pasti terbukti mengakibatkan kecelakaan, akan tetapi bukanlah kebiasaan yang buruk juga untuk mengikuti peraturan untuk tidak menggunakan selama dalam penerbangan, termasuk sesaat sebelum take-off dan sesudah landing. Di dalam manual setiap telepon selular pun sudah di anjurkan untuk mematikannya di dalam pesawat. Penggunaan alat elektronik yang mengganggu alat-alat di pesawat berdasarkan studi dari Federal Advisory Committee [FAC] pada tahun 1984-1985 berdasarkan data-data di tahun sebelumnya lagi. 30 tahun sudah berlalu dan perkembangan teknologi, termasuk keamaman, regulasi dan lain-lain sudah berkembang banyak. Tentunya saat ini sudah lebih aman. Bahkan studi oleh FAC tersebut menunjukkan bahwa emisi elektromagnetis dari alat-alat elektronik tidak mengganggu alat-alat navigasi di pesawat. Pada fitur telepon selular yang model terbaru, sudah banyak dilengkapi dengan fitur on-flight, artinya, telepon bisa tetap di hidupkan, tetapi tidak mengeluarkan atau menerima signal radio. Hal ini menunjukkan bahwa pendapat adanya gangguan karena alat elektronis sebetulnya sudah kurang relevan. Sekali lagi, tidak ada salahnya untuk kita tetap mendisiplinkan diri dan menaati aturan yang berlaku demi keselamatan bersama. Tentunya setiap orang mau selamat sampai tujuan, oleh karena itu proses edukasi ini harus dilakukan oleh setiap dari kita, mulai dari kita sendiri. Tulisan ini jauh dari sempurna dan tidak dimaksudkan untuk mendiskreditkan peraturan di pesawat melainkan untuk mendorong teman-teman lebih dewasa dan bertanggung jawab demi kita sendiri. Saya menyambut masukan dari teman-teman. Seperti banyak tulisan yang biasa di temui di bis kota: Ingat, keluarga menanti dirumah. Selamat hari Jumat, selamat makan siang - Tuhan memberkati kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline