Setelah membaca di sini.
Kemudian saya share ke facebook, dan saya komentari:
"penyebaran dari orang ke orang lainnya, tidak cepat terhenti seperti kandidat lainnya... kalau pada kandidat lainnya, biasanya, mudah sekali terhenti... mungkin ada yg sampai ke orang yang 'ah, ngapain mikirin...', 'ah, males ah ngomongin lagi...', 'ah, klo diomongin mending didengerin...', 'ah, tuk apa bicarakan ke orang lain...', 'ah, lain-lainnya dan lainnya...' atau 'wah, perlu dianalisa dulu nih, baru diomongin lagi...', dsb... tetapi untuk Jokowi, spertinya tidak sampai ke orang2 sedemikian, makanya menurut saya Jokowi bisa sampai dikenal oleh banyak orang dalam waktu singkat... strategi yang sangat baik, jika memang hal tsb dikatakan strategi, tetapi menurut saya, sdemikianlah pemimpin yang merakyat, akan dibicarakan oleh rakyat dengan baik... pemimpin menyukai rakyat, rakyat pun menyukai pemimpinnya... walaupun sampai ke orang-orang yang menghentikan penyebaran pengenalan kandidatnya, pada dasarnya mereka boleh jadi berniat baik, tidaklah menentang Jokowi atau mungkin bersikap netral saja... karena saat ini, posisi Jokowi menurut saya, tidak dalam posisi dapat disudutkan, orang2 yang apatis kepada dirinya akan dibela oleh orang2 yang simpati kepadanya... ini menurut saya sangat baik, strategi ini yang memang menurut saya di depan publik sangatlah baik menghadapi kondisi yang semrawut diimana pro dan kontra sangat tidak bisa diprediksi... yaa mudah2an tidaklah sekedar strategi, tapi sudah menjadi karakter dan bawaannya Jokowi, sehingga niat baik berakhir dengan hasil yang baik...."
Beberapa saat kemudian, saya mendapat komentar dari rekan saya, sbb:
"Konon kubu foke protes ke KPU dan Panwaslu karena Pilkada DKI dinilai tdk fair krn panitia pemungutan suara cenderung mendukung calon tertentu.
Dasar laporan: taplak meja yg digunakan semua bermotif kotak2, tdk ada yg bermotif kumis. Mejanya jg bentuknya kotak, tdk ada yg bentuknya kumis. Bilik suara bentuknya kotak, tdk ada yg bentuknya kumis. Yg ada hanya kotak suara, tdk ada kumis suara. Minumannya pun lbh banyak teh kotak, tdk ada minuman teh kumis... Benar2 tdk fair nih panitia ... :D :'( "
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H