Lihat ke Halaman Asli

Andryadi

Dubalang Tanah Melayu

Pejalan Kaki

Diperbarui: 12 Maret 2019   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: https://wahdah.or.id

Menjalani aktifitas sehari-hari membuat seseorang harus bergerak dan berpindah dari tempat yang satu ke tempat lainya, ada banyak tuntutan yang mengharuskan seseorang untuk bergerak dan berpindah, bisa karena pekerjaan, teman, keluarga, cinta, ekonomi, cita-cita hingga pendidikan. Namun apapun itu alasanya, hidup kita memang harus terus bergerak dan berpindah untuk menuju suatu tempat dan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.

Kehidupan yang saya jalani pada saat perkuliahan di daerah perkotaan membuat saya akrab dengan hilir mudik kendaraan, ada banyak karakter dan gaya orang dalam berkendara, ada yang pelan, ngebut, sering salah pasang lampu sen hingga ugal-ugalan, namun tak jarang pula banyak yang berkendara dengan penuh perasaan dan kewaspadaan serta mau mengalah untuk pengendara lain dan pejalan kaki.

Pada pertengahan tahun 2015 saya dan teman-teman sekelas berkesempatan untuk berkunjung ke negeri jiran Malaysia melalui program perkuliahan yang sedang kami jalani pada saat itu. Melalui program tersebut banyak hal yang saya pelajari, mulai dari pendidikan, wisata, tata kota, etika, kuliner hingga kehidupan berlalu lintas.

Cara berkendara dapat menggambarkan bagaimana kemajuan, perkembangan dan pola pikir masyarakat di daerah tersebut. Setelah melakukan beberapa kunjungan di universitas-universitas ternama di Malaysia hingga tibalah waktunya adzan dzuhur berkumandang dan kami pun berhenti sejenak dari  semua aktifitas dan bergegas menuju sebuah Masjid untuk menunaikan panggilan-NYA.

Pada siang itu kami berada di Negeri Kelantan Darul Naim, lokasi Masjid yang berada di seberang jalan membuat saya harus menyeberangi jalan yang pada saat itu sedang padat, seperti biasa sebelum menyeberangi jalan saya harus mengutamakan keselamatan dengan melihat terlebih dahulu ke kiri dan ke kanan untuk memastikan keamanan sebelum menyeberangi jalan dan itu sesuai dengan apa yang diingatkan oleh orang tua saya semasa saya kecil dulu, namun hal berbeda terjadi, ketika saya sampai di pinggir jalan dan mengarah ke Masjid yang pada saat itu adzan sedang berkumandang sontak saja mobil paling depan langsung berhenti dan diikuti mobil-mobil dibelakangnya tanpa saya harus memberikan  isyarat akan menyeberangi jalan, dan saya pun dapat menyeberangi jalan dengan tenang, aman dan selamat.

Apakah orang yang membawa kendaraan paling depan itu adalah seorang  muslim atau non muslim, seorang pejabat atau rakyat biasa? Entahlah... yang saya tahu kita harus menghormati dan menghargai hak orang lain, walaupun berbeda agama, negara, ras dan suku. saya hanya melihat saat itu dia telah menghargai hak saya sebagai pejalan kaki.

banyak hal yang kita temui ketika kita melakukan kegiatan, perjalanan dan berpindah dari tempat yang satu ketempat yang lainya, supaya perjalanan tersebut tidak sia-sia perhatikan, cermati serta jadikan pelajaran setiap fenomena yang dilalui ketika dalam kegiatan dan perjalanan tersebut, baik yang tersurat maupun yang tersirat, serta jangan lupa menghargai hak-hak orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline