Saat ini petani dihadapi dengan masalah-masalah tentang kurangnya pengetauhan dengan cara bercocok tanam yang lebih maksimal. Hal ini disebabkan karena petani diIndonesia sanggat tertinggal dalam hal pengetauhan yang ada sekarang terutama dalam bercocok tanam dengan hasil yang lebih maksimal dan memanfaatkan lahan dengan maksimal. Dengan hal ini yang menyebabakan banyak petani diIndonesia berfikir kedepan dengan mengadakan atau menciptakan kelompok-kelompok tani.
Dalam kelompok tani ini sering mengadakan banyak kegiatan-kegitan pertanian yang bermanfaat bagi petani daerah, kelompok tani ini biasanya mengadakan penyuluhan, sosialisasi dan disini kelompok tani mengajarkan cara-cara bercocok tanam dengan mengunakan sistem Multi Cropping agar petani lebih maksimal dalam dalam pemanfaatan lahan dan hasilnya lebih maksimal.
Penyuluhan dalam sistem Multi cropping penting karena sistem bercocok tanam ini lebih menguntungkan dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam sebidang tanah bersamaan atau digilir. Sistem ini dapat menunjang strategi pemerintah dalam rangka pelaksanaan program diversifikasi pertanian yang diarahkan untuk dapat meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya dengan tetap memperhatikan kelestariannya.
Menurut bentuknya, pertanaman multiple cropping ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: pertanaman tumpangsari (Intercropping) dan pertanaman berurutan (Sequential Cropping). Sistem tumpang sari, yaitu sistem bercocok tanaman pada sebidang tanah dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman dalam waktu yang bersamaan.
Sistem tumpang sari ini, disamping petani dapat panen lebih dari sekali setahun dengan beraneka komoditas (deversifikasi hasil), juga resiko kegagalan panen dapat ditekan, intensitas tanaman dapat meningkat dan pemanfaatan sumber daya air, sinar matahari dan unsur hara yang ada akan lebih efisien. Pada prinsipnya teknik budidaya tanaman sama, seperti tanaman pangan, industri, atauyang lainnya.
Bentuk sistem budidaya sangat bermacam, contohnya Multi Croping. Bentuk sistem Multi Croping yang telah lama dikenal adalah tanaman campuran, tumpang sari dan pergiliran tanaman kemudian tanaman sisipan. Tumpang sari sering dijumpai di daerah sawah tanah hujan, tegalan dataran rendah maupun dataran tinggi. Tumpang sari di dataran rendah biasanya terdiri dari berbagai macam palawija atau padi dan palawija.
Pelatihan dan sosialisasi ini penting bagi petani karena semakin pahan dengan bercocok tanam mengunakan sistem multi cropping ini petani lebih untung dalam pemanfaatan lahan karena dapat memaksimalkan produksi dengan input luar yang rendah sekaligus meminimalkan resiko dan melestarikan sumberdaya alam. Selain itu keuntungan lain dari sistem ini :
a) Mengurangi erosi tanah atau kehilangan tanah-olah.
b) Memperbaiki tata air pada tanah-tanah pertanian, termasuk meningkatkan pasokan (infiltrasi) air ke dalam tanah sehingga cadangan air untuk pertumbuhan tanaman akan lebih tersedia.
c) Menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah.
d) Mempertinggi daya guna tanah sehingga pendapatan petani akan meningkat pula.
e) Mampu menghemat tenaga kerja.
f) Menghindari terjadinya pengangguran musiman karena tanah bisa ditanami secara terus menerus.
g) Pengolahan tanah tidak perlu dilakukan berulang kali.
Kelompok tani ini sangat penting bagi petani karena sangat membantu petani dengan cara penyuluhan dan pelatih-pelatihan dengan cara bercocok tanam menggunakan sistem multi cropping, karena sistem ini sangat menguntungkan bagi petani jadi sangat disayangkan klau tidak mengunakan sistem multi cropping ini, karena sistem ini sangat mudah dipraktekkan atau diaplikasikan dalam pertanian di indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H