Lihat ke Halaman Asli

Demokrasi Harus Bertindak Sesuai Kebudayaan

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berakhirnya perang dunia II, seringkali dilihat sebagai kemenangan panji demokrasi, dan keruntuhan bendera fasisme. Pada saat kekuatan komunisme di Eropa Timur, dan pemerintahan Otoritarian di Amerika Latin mengalami keruntuhan, kekuasaan demokrasi kembali menduduki posisi sentral, dalam agenda persoalan kenegaraan dan kebangsaan di berbagai negara di dunia.
Demokrasi, sekarang ini sudah menjadi bagian dari hampir setiap negara, dan dijadikan sebagai budaya, dalam memecahkan persoalan-persoalan sosial, politik, ekonomi yang terjadi.
Di Indonesia sendiri, Pancasila sebagai budaya, dan Ideologi yang sedang men-sistem, harapannya akan mampu menopang tuntutan demokrasi yang bertahap maju, secara kultural-edukatif berdasar pada pola pikir budaya sendiri.
Dengan kata lain, untuk menciptakan budaya bangsa yang berdasarkan pada nilai-nilai pancasila, diperlukan suatu rekayasa kebudayaan. Sehingga strategi budaya itu sendiri tidak justru menghasilkan sesuatu yang kontra-produktif atau bahkan bertentangan dengan prinsip-prinsip budaya demokrasi Pancasila yang hendak diterapkan.
Oleh sebab itu, kebudayaan barat tidak lantas diikuti seluruhnya, karena beda konteks. Itu sebabnya perlu melakukan pendalaman terkait budaya luar/barat.

reflections for policy makers (the existing legislative).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline