Lihat ke Halaman Asli

Menanti Bersama Kesepian...

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu ketika kau datang. .
Hati serasa seperti dinamit yg akan meledak. .
Sperti goncangan gempa bumi . .
Tak tertahankan. .
Dahsyat kekuatannya. .

Tiap hari ku tunggu dirimu didepan halte bis. .
Menatap senyummu dengan penuh kebahagiaan. .
Memandang dari jauh tak mampu tuk mendekat. .
Rasa takut menghantui diriku. .

Hari demi hari, minggu demi minggu. .
Dirimu hilang entah kemana. .
Sperti asap yg tiba-tiba pergi dan tak kembali. .
Ditelan bumi untuk slamanya. .

Ku tetap setia disana. .
Menunggu dirimu tanpa kepastian. .
Berharap kau tiba-tiba muncul. .
Dan menyapa diriku. .

Disini aku sendiri. .
Menanti bersama kesepian. .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline