Baru baru ini hubungan India dan Kanada sedang menjadi sorotan pubilk. Hal ini dikarenakan keputusan presiden India yang meminta Kanada untuk menarik para diplomatdiplomatnya sejumlah 41 orang dari New Delhi, India. New Delhi yang sebelumnya menyatakan menginginkan kesetaraan dari jumlah tiap diplomat yang di tempatkan di masing-masing negara. Dimana jumlah diplomat Kanada yang bertugas di New Delhi lebih banyak dibandingkan diplomat India yang bertugas di Ottawa. Perintah penarikan diplomat Kanada ini muncul setelah India melakukan penghentian sementara visa bagi warga Kanada pada September lalu. India meminta Kanada untuk memecat 41 dari 62 diplomatnya di negara tersebut, kata seorang pejabat Kanada yang mengetahui masalah tersebut, pada hari Selasa(3/10). Salah satu sumber juga menyebutkan India akan mencabut hak imunitas diplomat dari para Kanada jika mereka tetap tinggal di negara pimpinan Narendra Modi, demikian di kutip Financial Times, Selasa(3/10).
Hungan antara India dan Kanada akhir-akhir ini memanas setelah terjadinya pembunuhan Hardeep Singh Nijjar, seorang Sikh Kanada yang tewas usai dua orang tidak dikenal menembaknya di luar kuil Sikh di Surray, dekat Vancouver Canada. Setelah tewasnya Nijjar, Perdana Menteri Kanada menyerukan tuduhan bahwa agen India terlibat dalam peristiwa pembunuhan tersebut. Namun India membantah tu tuduhan "tidak masuk akal" itu. Karna sebelumnya selama beberapa tahun, India telah menuduh Kanada memberikan perlindungan kepada separatis Sikh, termasuk Nijjar, yang dituduh terlibat dalam pembunuhan. Ini telah memicu ketegangan diplomatik antara kedua negara, dengan India membatalkan visa warga Kanada. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mencoba menjaga ketenangan dalam perselisihan ini dan menghindari eskalasi. Tuduhan keterlibatan India dalam pembunuhan tersebut didasarkan pada pengawasan diplomat India di Kanada dan informasi intelijen dari sekutu Kanada.
Dikutip dari sumber BBC NEWS hingga saat ini pemerintah Kanada diketahui sudah memindahkan beberapa staf diplomatik tingkat bawah yang ditempatkan di luar Delhi ke Kuala Lumpur dan Singapura selama beberapa minggu terakhir. Hal ini dikarenakan pemerintah India telah memberi Kanada waktu hingga Selasa, 10 Oktober untuk mengurangi jejak diplomatiknya di Komisi Tinggi di New Delhi sekitar 40 orang. Pemerintah India mengancam akan mencabut kekebalan diplomatik staf tambahan yang tidak pergi pada batas waktu 10 Oktober.
Tindakan India memaksa Kanada untuk menarik diplomat-diplomatnya dan mengancam mencabut kekebalan diplomatik Kanada merupakan suatu tindakan yang bisa dianggap sebagai respons terhadap situasi yang sedang berlangsung antara kedua negara. Dalam hal ini, pertimbangan hukum diplomatik sangat tergantung pada konteks situasi. Karena suatu negara sendiri memiliki hak untuk mengusir diplomat asing yang dianggap tidak diinginkan atau sebagai respons terhadap tindakan negara yang dianggap tidak sesuai. Kanada memang memiliki hak untuk menuduh India mempunyai keterlibatan dalam pembunuhan Hardeep Singh Nijjar, Tetapi perlu diingat bahwa Kanada belum mempunyai bukti yang kongkret terkait dengan keterlibatan India dalam pembunuhan Nijjar. India sendiri menggatakan bahwa peran Nijjar dalam gerakan separatis Sikh yang mengguncang negara itu pada tahun 1980an, menjadikannya seorang teroris. Gerakan itu berusaha untuk mendirikan negara merdeka yang disebut Khalistan. Nijjar merupakan pemimpin kelompok separatis yang sudah melakukan sejumlah aksi-aksi terorisme, meskipun india terlibat dalam pembunuhan Nijjar, India tetap bisa mengartikan tindakan tersebut sebagai suatu tindakan menjadi kedamaian dan keutuhan negaranya dari kelompok-kelompok separatis atau teroris yang ingin menggagu kedaulatan India.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H