Lihat ke Halaman Asli

Black Box Testing (Decission Table Testing, All Pairs Testing, State Transition Table)

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Black Box Testing

Black box testing merupakan stategi testing dimana hanya memperhatikan/memfokuskan kepada factor fungsionalitas dan spesifikasi perangkat lunak. Berbeda dengan white box, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Tidak seperti white boxtesting yang dilakukan pada awal proses pengujian, black box testing dilakukan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena black box testing memang ditujukan untuk mengabaikan struktur kontrol tetapi lebih terfokus terhadap information domain.

DECISION TABLE TESTING

Tabel keputusan adalah cara yang tepat untuk menangkap kebutuhan sistem yang berisi kondisi logika, dan dokumen internal rancangan sistem. Teknik ini dapat digunakan untuk merekam aturan bisnis yang rumit yang akan diimplementasikan oleh sistem. Spesifikasinya di analisa, dan kondisi serta aksi dari sistem diidentifikasi. Kondisi masukan dan aksi biasanya sering di sebutkan dalam cara yang tidak dapat ditentukan apakah benar atau salah (boolean). Tabel keputusan biasanya berisi kondisi pemicu, biasanya berupa kombinasi dari benar dan salah dari semua kondisi masukan, dan hasil dari aksi untuk setiap kombinasi kondisi. Setiap kolom dari tabel terhubung dengan aturan bisnis yang mendefinisikan kombinasi kondisi yang unik, yang tampil pada eksekusi dari aksi yang terhubung dengan aturan tersebut. Batasan standar yang biasanya digunakan untuk pengujian tabel keputusan adalah minimum satu pengujian per kolom, biasanya meliputi semua kombinasi dari kondisi pemicu.

Kekuatan dari pengujian tabel keputusan adalah teknik ini membuat kombinasi dari kondisi yang tidak mungkin dicoba dalam pengujian. Teknik ini dapat diaplikasikan pada semua situasi ketika aksi dari software bergantung pada beberapa keputusan logika.

Keuntungan :

1.Memungkinkan kita untuk mendeteksi potensi kesalahan dalam spesifikasi

2.Memungkinkan kita untuk memulai dengan pandangan dan panduan lengkap, tanpa ketergantungan terhadap kondisi tertentu

3. Membantu untuk menemukan beberapa alternatif terhadap suatu kondisi

4.berguna ketika menentukanlogika kompleks.

5. menganalisis, dan pengujian logika kompleks.

All Pairs Testing

All pairs testing atau bisa juga disebut dengan pairwise testing adalah sebuah metode dalam software testing yang mengetes semua kemungkinan kombinasi diskrit dari setiap parameter inputan yang masuk seperti algoritma software. Dengan memilih test vectors nya dengan hati-hati, hal ini dapat diselesaikan lebih cepat dibandingkan dengan mencari semua kombinasi parameter dengan mensejajarkan test dari pasangan parameter input tersebut. Jumlah dari test yang dilakukan biasanya adalah O (nm) dimana n dan m adalah jumlah kemungkinan dari setiap parameter yang paling banyak dipilih.

Alasan kita menggunakan all pairs testing adalah karena biasanya jenis bug yang paling mudah atau sederhana biasanya dapat di picu (di trigger) oleh hanya sebuah parameter tunggal. Selanjutnya kategori bug yang paling sederhana terdiri dari interaksi yang mandiri diantara pasangan parameter, yang dapat ditangkap dengan metode all pair testing ini.

STATE TRANSITION TABLE

State transition table adalah sebuah tabel yang menunjukkan sebuah pernyataan dari sebuah finate state machine yang akan diubah, berdasarkan pernyataan sementara dan inputan lainnya.Jadi dalam table terdapat sebuah inputan yang terdiri dari pernyataan sementara dan output.

Transisi keadaan teknik tabel hanya berguna jika
1.himpunan dari semua masukan dapat dipartisi ke dalam sejumlah relatif kecilember, dan
2.Himpunan semua perilaku yang mungkin dapat dipartisi menjadi relatif kecil
sejumlah negara tingkat tinggi.Jika tidak, tabel dapat unmanageably besar.

Untuk memeriksa kelengkapan dan konsistensi.
1.Setiap stimulus yang diakui oleh sistem tersebut harus berada satu dan hanya satu
masukan subset atau ember.
2.Setiap pasangan negara harus berbeda dalam setidaknya satu atribut didefinisikan dengan baik.

State transition testing menggunakan model sistem,

yang terdiri dari:

- Status yang terdapat dalam program

- Transisi antar status-status tersebut

- Kejadian yang merupakan sebab dari transisi-transisi tersebut

- Aksi-aksi yang akan dihasilkan

Referensi

Courseware Jaminan Mutu Sistem Informasi Politeknik Telkom

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline