Lihat ke Halaman Asli

Androecia Darwis

Social Worker

Masterpiece di Dinding Rumah

Diperbarui: 9 Mei 2023   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Waktu akan mengubah segalanya, maka jangan pernah menganggap sepele perjalanan sang waktu. Contoh sederhananya begini, jika dahulu foto yang ditampilkan di FB begitu gagah, maka sang waktu telah mengubahnya menjadi foto penuh kerutan, penuh uban. Ingin memolesnya? Bisa saja sih, bisa seperti wajah semasa masih muda.

Banyak aplikasi edit foto di playstore yang bisa digunakan, meski kita kadang bertanya juga buat apa sih? Bukankah kerutan di wajah atau uban dirambut itu merupakan sebuah kebanggaan, buktinya butuh waktu bertahun-tahun bagi kita sehingga bisa memperoleh kerutan wajah. Bener nggak? Nggak maksa lo, kalau nggak bener juga nggak apa-apa kok.

Waktu juga mengubah "rasa", banyak orang mengatakan sayang kepada anak berbeda dengan sayang kepada cucu, rasanya lebih gimana gitu. Nggak percaya? Tanya aja kepada para sahabat yang sudah menyandang predikat kakek atau nenek. Ayo.. apa jawabnya?

Sembari menunggu jawaban dan disaat tulisan ini akan di ketik, mata Atuk tertuju kepada sebuah lukisan yang ditempel persis di dekat pintu kamar. Secara posisi tempelannya a-simetris dan juga secara komposisi kok ditempel dekat pintu ya? Kenapa ditempel terlalu rendah, kan bisa lebih tinggi, toh kursi banyak tersedia. Tapi, nah khusus yang ini jangan dipikirkan estetikanya, nggak perlu. Ini adalah sesuatu yang istimewa.

Entah sudah berapa lama masterpiece pelukis terkenal ini menempel di dinding rumah, sampai pada suatu saat rumah akan kedatangan rombongan tamu. Sambil berbenah ada yang mengatakan: "Dicopot Atuk?" Dan tentunya Atuk tak butuh waktu lama untuk menjawabnya: "Jangan....!". Hehehe lupa dia, lukisan itu sebuah karya seni yang indah. Jika ada seorang Atuk yang mengatakan bahwa itu bukanlah indahnya sebuah karya seni, maka so pasti ada masalah dengan "rasa" saat interaksi Atuk dimaksud dengan cucunya.

Baiklah, akhirul kalam inilah masterpiece cucu Atuk, dengan bangga dipersembahkan buat pemirsa, selamat menikmati. Semoga hari-hari kita ke depan senantiasa membahagiakan dan selalu dalam lindungan Allah.

Bogor, 9 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline