[caption caption="Sumber: Google Image + Self Edit"][/caption]Belum lama ini, 2 raksasa dunia drone DJI dan YUNEEC memperkenalkan drone terbarunya dalam waktu yang cukup berdekatan. Hmm maka bukan tidak mungkin lagi bila salah satunya ditujukan untuk menjegal penjualan, mengingat mereka berdua juga cukup kompetitif dipasar drone.
DJI Phantom 4 yang telah release pada bulan Februari lalu nampaknya tidak melakukan banyak perubahan secara visual. Buildnya sendiri hampir menyerupai seri sebelumnya (Phantom 3), namun terlihat sedikit lebih gemuk. Dari sisi spesifikasi kamera pun juga dirasa masih sama dengan seri Phantom 3 Profesional. Untuk baterai, DJI melakukan penambahan menjadi 5350mAh yang membuat drone ini mampu mengudara selama 28 menit! Obstacle Sensing System disematakan pula untuk mendongkrak fitur keamanan dan kenyamanan pilot saat menerbangkannya.
2 Bulan setelahnya, YUNEEC yang merupakan perusahaan asal negeri Tiongkok ini juga memperkenalkan jagoan anyarnya. Berbeda dengan tetangga sebelah, varian yang kini diperkenalkan bertema Hexacopter (Drone yang digerakkan dengan 6 rotor)! Melihat trend pasar saat ini berfokus pada Quadcopter, diharapkan Yuneec bisa menjadi penyegar dalam dunia drone.
Drone bertangan 6 ini diberi nama YUNEEC TYPHOON H. Huruf 'H' ditujukan untuk kata 'Hexacopter'. Yuneec pun menawarkan beragam fitur yang tersemat didalamnya, seperti Retractable Landing Gear, 4K Camera, Gimbal with 360° rotation, sampai tersematnya LED 7incs pada remote untuk kita memantau status drone. Selain itu, TYPHOON H juga dikabarkan lebih powerful dan memiliki sensor Ultrasonic Collision Avoidance untuk menghindari drone dari berbagai macam rintangan tanpa harus takut menabrak.
Berikut masing-masing kelebihan yang cukup menarik dari Phantom4 dan Typhoon H:
Phantom 4
- Quadcopter
- Flight Time lebih oke (sekitar 28 menit)
- Range lebih luas
- Fitur Sport Mode
- Speed terbang lebih cepat (bila menggunakan Sport Mode)
- Menggunakan Aplikasi Third-party
- Visual Tracking System
- Price Range > 20 Juta
Typhoon H
- Hexacopter
- 6 Baling-baling, sehingga lebih stabil
- BIla terjadi malfungsi 1 atau 2 rotor di udara, drone akan tetap terbang (tidak jatuh)
- Karbon fiber
- 360° camera rotation
- Bisa dilipat sehingga memudahkan untuk dibawa
- Kaki bisa ditekuk saat diudara
- Display setting semua ada di remote.
- Ultrasonic Collision Avoidance
- Intel Sense
- Price Range < 20 Juta
So, drone manakah yang akan kalian pilih?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H