Selalu ada saja, pencari debu di tengah samudra lautan. Harfiahnya, ada saja pihak pihak atau oknum yang dengan kesengajaanya, entah dalam 'ketidaktahuan' atau 'ketahuan'nya berusaha menyulut api perpecahan di puncak awan.
Perlu kita saling ingat dan saling sadar menyadarkan menyadari, negeri kita sangat lah rapuh. Rakyat kita sangat goyah.
Indonesia ibarat telur yang terjebak di ujung tanduk. Mundur kena, maju juga kena.
Dengan situasi dan gonjang ganjing kerajaan Bhineka Tunggal Ika yang panas melontos sekarang ini, marilah menjadi salah satu dari OKNUM KEBAIKAN.
Maksudnya, jadilah agen perubahan.
Jadilah individu yang dingin dan cerdas. Dingin dalam menanggapi atmosfer baratayudha kencana septemberia ini dengan tidak ikut tersulut api petaka dari kubu kubu oposisi. Jadilah es batu di atas gelas, yang tetap konsisten mempertahankan kesejukan air didalamnya serta mendinginkan gelas di permukaanya.
Jadilah cerdas, dengan memutar telinga dan membanting otak. Artinya, jadilah individu selektif seteliti saringan teh. Tidak dengan mudah percaya cuap cuap cicit cicit priyit media kontaminen. Kondisi kini, bahkan media bisa menjadi ALAT PROPAGANDA ampuh untuk mengotak kotakan opini publik
INGAT. Sekali lagi, OPINI PUBLIK.
Publik adalah anda
Publik adalah saya
Publik adalah, teman anda, ayah, ibu, istri, anak, tetangga, saudara, pedagang, tukang galon, loper koran, kredit perabot plastik, ibu ibu pecel, kasir indomaret, satpam, notulen Pemda, Bupati, dll