Lihat ke Halaman Asli

POLITIK POPULARITAS

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“POLITIK POPULARITAS”

Oleh: Andriyana

Saat ini dunia perpolitikan di Indonesia sudah banyak dimasuki oleh para artis-artis yang sering kita lihat di berbagai media, baik itu di media cetak maupun di media elektronik . Mereka lebih memilih dunia perpolitikan dari pada dunia keartisan yang sudah meningkatkan kepopularitasannya. Sekarang ini banyak kepala daerah-kepala daerah yang dipimpin dari kalangan artis, bahkan di DPR pun sekarang banyak anggota legislatif yang berasal dari kalangan artis. Disatu sisi ini menunjukkan bahwa partisipasi politik warga Indonesia sudah kian meningkat menuju ke arah partisipasi politik yang partisipatif dalam mewujudkan negara Indonesia yang menjungjung tinggi demokrasi. Di sisi yang lain bisa saja para artis yang ingin berkecimpung di dunia perpolitikan di Indonesia hanya dimanfaatkan saja oleh kepentingan-kepentingan partai politik dalam memperebutkan kekuasaan dan kemenangan dalam pemilu, baik itu pemilu legislatif, pemilukada, maupun pilpres.

Partai politik memanfaatkan para artis untuk bertarung di kancah pemilu karena para artis mempunyai modal utama dalam mengambil suara rakyat, yaitu “POPULARITAS”. Artis-artis yang akan bertarung di kancah pemilu tidak terlalu sulit untuk berkampanye mengenalkan atau mempromosikan dirinya, karena mereka sudah mempunyai ketenaran karena sering tampil di media-media. Ini merupakan sebuah modal yang sangat besar dalam memperoleh simpati rakyat. Karena seperti kita ketahui bahwasanya masyarakat dalam memilih calon pemimpin yang bertarung dalam pemilu pertama-tama melihat kepopolaritasannya dahulu sebelum melihat visi-misi dan integritas yang dimiliki oleh calon pemimpin tersebut. Tidak bisa dibantah bahwasanya ketenaran atau kepopularitasan seseorang merupakan modal yang sangat besar dalam meningkatkan citra dirinya maupun citra parpolnya.

Tetapi masyarakat jangan hanya terpaku pada kepopularitasan seseorang saja, janganlah melihat seseorang dari luarnya saja, tetapi kita harus melihat juga isi atau kemampuan dan integritas yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Kita Jangan terpaku melihat seseorang dari ketenaran atau kepopulerannya saja, jangan seperti pepatah “tong kosong nyaring bunyinya” atau “membeli kucing didalam karung”, masyarakat jangan tertipu dengan ketenaran seseorang, tetapi harus mempertimbangkan juga kemampuan atau visi-misi yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Banyak para politisi dari kalangan artis yang ternyata tidak berkompeten di bidang politik dan ternyata tersandung dengan kasus korupsi seperti Angelina Sondakh, dll.

Tetapi kita juga tidak bisa memungkiri masih banyak para politisi dari kalangan artis yang berkompeten dan mempunyai integritas dalam menjalankan amanah dari rakyat. Tetapi pada umumnya partai politik kebanyakan hanya “memanfaatkan kepopularitasan” para artis untuk kepentingan partai politiknya demi mendapatkan tempat dan kekuasaan belaka, tanpa mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki oleh seorang artis untuk menjadi wakil rakyat atau seorang pemimpin.Seharusnya yang diutamakan adalah visi-misi dan integritasnya bukan hanya mengandalkan kepopularitasannya saja, masyarakat jangan tertipu dengan penampilan luarnya saja tetapi juga harus melihat kemampuan yang dipunyai oleh seorang pemimpin. Ketenaran atau kepopularitasan penting untuk mempertimbangkan seseorang untuk maju mencalonkan diri menjadi wakil rakyat, kepala daerah atau presiden sekalipun, karena kepopularitasan merupakan modal awal yang harus diperlukan oleh para poilitisi dalam memenangkan pemilu, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan dan integritas yang kuat dan benar-benar ingin memperjuangkan hak rakyat, tanpa hanya mementingkan kepentingan-kepentingan partai politiknya saja.

Semoga masyarakat Indonesia sudah cerdas dan pintar dalam memilih atau menentukan calon pemimpin yang dipilihnya, lebih selektif dan lebih kritis lagi dalam menentukan pilihannya dalam sebuah pemilu. Masyarakat jangan mudah tertipu oleh ketenaran atau kepopularitasan seseorang, karena itu belum tentu menentukan kemampuan seseorang dalam berpolitik apalagi seseorang tersebut tidak mempunyai basic atau dasar pengalaman di dunia politik. Tetapi kita juga harus melihat apa yang ada didalamnya yaitu visi-misi yang jelas, integritas yang kuat, amanah, dan akhlak yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline