Tidak ada salahnya untuk kembali mengingat dari mana tradisi ini berasal. Walaupun sudah banyak masa berlalu, tradisi merayakan Tahun Baru Imlek selalu menampilkan kemeriahan dan kegembiraan. Kita selalu diingatkan untuk selalu menatap maju kedepan, melewati masa lalu dan mengambil pelajaran darinya.
Legenda tentang Nian adalah kisah yang berakar dalam cerita rakyat Tiongkok. Cerita ini telah diwariskan dari generasi ke generasi dan terus menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Tahun Baru Imlek. Makhluk mitologis ini, yang dikenal karena sifatnya yang ganas dan menakutkan, telah menjadi katalisator salah satu tradisi paling penting dalam warisan budaya masyarakat Tionghoa.
Kisah tersebut mengandung nilai-nilai mendalam tentang keberanian, persatuan, dan harapan yang menjadikannya relevan hingga saat ini.
Asal Usul Nian: Makhluk Mitologis
"Nian" (年) tidak hanya berarti "tahun" dalam bahasa Tionghoa, tetapi juga merujuk pada makhluk ganas dalam sebuah legenda. Nian digambarkan sebagai makhluk yang tinggal jauh di bawah air atau di puncak gunung. Makhluk ini muncul hanya sekali dalam setahun, yaitu pada malam sebelum Tahun Baru Imlek.
Kemunculannya membawa teror besar, menghancurkan desa-desa, memakan ternak, dan bahkan manusia, terutama anak-anak. Karena sifatnya yang destruktif, Nian menjadi simbol ketakutan dan bahaya bagi masyarakat pada masa itu.
Teror Tahunan
Setiap tahun, malam sebelum Tahun Baru Imlek menjadi waktu yang ditakuti oleh para penduduk desa. Karena kemunculan Nian selalu disertai kehancuran dan ketakutan yang mendalam. Untuk menghindari amukan Nian, penduduk desa meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri ke dalam hutan, meninggalkan desa dalam keadaan kosong.
Keputusasaan ini berlangsung bertahun-tahun tanpa adanya penyelesaian. Hingga pada suatu hari, datanglah seorang pria tua bijak membawa harapan baru bagi mereka.
Titik Balik: Kedatangan Pria Tua Bijak
Pada suatu tahun, muncul seorang pria tua berambut perak di desa. Pria tersebut tidak takut pada Nian, dan memiliki aura kebijaksanaan yang memancarkan rasa percaya diri. Ia meyakinkan penduduk desa bahwa ia dapat mengusir makhluk buas tersebut. Walaupun pada awalnya skeptis, penduduk desa akhirnya memutuskan untuk memberikan kepercayaan kepada pria tua itu karena mereka sudah tidak memiliki pilihan lain.