Lihat ke Halaman Asli

Andriyanto

Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

Mumi Chinchorro: Pengawetan Mumi Artifisial yang Berusia 7000 Tahun

Diperbarui: 27 Mei 2024   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: 7,000-Year-Old Chinchorro Mummies are the World's Oldest | Ancient Origins (ancient-origins.net)

Mumi selalu menarik perhatian kita sebagai jendela ke masa lalu. Mereka adalah saksi bisu peradaban kuno dan praktik spiritual manusia. Salah satu contoh mumi yang paling menarik adalah Mumi Chinchorro. Ditemukan di wilayah yang sekarang menjadi bagian utara Chile, mumi-mumi ini memiliki usia lebih dari 7.000 tahun, menjadikannya mumi artifisial tertua di dunia---lebih tua 2.000 tahun dari mumi Mesir yang lebih terkenal.

Mumi Chinchorro menawarkan wawasan unik tentang kehidupan dan kepercayaan masyarakat kuno. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi proses mumifikasi Chinchorro yang unik, bagaimana praktik ini berbeda dari mumifikasi Mesir yang terkenal, serta nilai-nilai budaya dan spiritual yang tercermin dalam tradisi mumifikasi Chinchorro. Dengan memahami lebih dalam tentang mumi Chinchorro, kita tidak hanya belajar tentang teknik pengawetan kuno, tetapi juga mendapatkan pandangan mendalam tentang kehidupan sosial dan spiritual komunitas kuno ini.

Mari kita telusuri lebih lanjut bagaimana masyarakat Chinchorro melakukan proses mumifikasi dan apa yang membuatnya begitu berbeda dan menarik dibandingkan dengan praktik mumifikasi di Mesir.

Proses Mumifikasi Chinchorro

Proses mumifikasi Chinchorro sangat berbeda dari pendekatan orang Mesir. Berikut adalah langkah-langkah unik yang membuatnya begitu menarik:

1. Pengeluaran Organ Tubuh

   Para pelaku mumifikasi Chinchorro mengeluarkan organ tubuh dari jenazah. Ini melibatkan pengangkatan otak, jantung, paru-paru, dan organ internal lainnya. Tujuannya adalah untuk menghindari pembusukan dan memperpanjang masa awet mumi. Metode ini menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang anatomi dan teknik pengawetan. Proses pengeluaran organ ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh orang Mesir, tetapi dengan teknik dan tujuan yang sedikit berbeda.

2. Pengeringan Rongga Tubuh

   Setelah organ dikeluarkan, rongga tubuh diisi dengan bahan-bahan seperti rumput laut, kapas, atau tanah liat. Jenazah kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari atau di dekat api. Proses pengeringan ini penting untuk memastikan bahwa jenazah tetap kering dan bebas dari pembusukan. Penggunaan bahan alami untuk mengisi rongga tubuh juga menunjukkan pemahaman tentang kebutuhan untuk menggantikan volume yang hilang dan menjaga bentuk tubuh.

3. Penjahitan Kembali Kulit

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline