Sundaland adalah wilayah geografis di benua Asia bagian tenggara yang juga mengacu pada sebuah daratan luas yang pernah ada selama 2,6 juta tahun ketika permukaan air laut lebih rendah. Wilayahnya mencakup Asia Tenggara di daratan seperti Semenanjung Malaka, Sumatra, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Nama Sundaland berasal dari bahasa Sansekerta 'Cuddha' yang artinya bersih, putih, atau suci. Sundaland menjadi terkenal dari aspek keilmuwan karena merupakan inti dari kerak benua Asia Tenggara dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Sundaland juga menjadi benua maritim Indonesia karena sebagian besar wilayahnya kini tenggelam menjadi laut yang sangat luas.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang Sundaland dari berbagai sudut pandang, diantaranya ada;ah bagaimana Sundaland terbentuk dari proses geologi yang panjang dan kompleks? Bagaimana Sundaland mempengaruhi keanekaragaman hayati di Indonesia? Apa saja penelitian yang terkait dengan arkeologi bawah laut Sundaland serta apa saja potensi dan tantangan yang dihadapi oleh Sundaland di masa depan?
Bagaimana Sundaland Terbentuk dari Proses Geologi yang Panjang dan Kompleks
Sundaland terbentuk dari proses geologi yang panjang dan kompleks. Secara singkat, Sundaland adalah hasil dari penjahitan progresif antara lempeng benua Asia dengan lempeng benua lainnya, seperti India, Australia, dan Eurasia. Penjahitan ini menyebabkan terangkatnya daratan dan pegunungan di Asia Tenggara, termasuk Semenanjung Malaka, Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Selain itu, Sundaland juga dipengaruhi oleh fluktuasi permukaan air laut yang berkaitan dengan siklus glasial dan interglasial. Ketika air laut surut, daratan Sundaland menjadi lebih luas dan terhubung dengan benua Asia. Ketika air laut naik, daratan Sundaland menjadi terpisah dan membentuk pulau-pulau yang kita kenal sekarang.
Proses geologi ini berlangsung selama jutaan tahun dan menciptakan berbagai fenomena alam yang menarik, seperti:
- Gunung berapi yang aktif dan meletus secara periodik, seperti Krakatau, Tambora, dan Merapi, yang menghasilkan abu vulkanik, lava, dan gas yang mempengaruhi iklim dan lingkungan sekitarnya
- Danau yang besar dan dalam, seperti Danau Toba, Danau Singkarak, dan Danau Batur, yang terbentuk dari kawah gunung berapi atau tektonik, dan menjadi habitat bagi berbagai spesies endemik, seperti ikan bilih, ikan sidat, dan ikan mas
- Sungai yang panjang dan lebar, seperti Sungai Mekong, Sungai Kapuas, dan Sungai Musi, yang mengalir dari pegunungan ke laut, dan menjadi sumber air, makanan, transportasi, dan energi bagi manusia dan hewan
- Gempa bumi yang kuat dan sering, seperti Gempa Aceh 2004, Gempa Padang 2009, dan Gempa Lombok 2018, yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik, dan menyebabkan kerusakan, tsunami, dan longsor yang mengancam kehidupan dan infrastruktur
Bagaimana Sundaland Mempengaruhi Keanekaragaman Hayati di Indonesia dengan Berbagai Cara