Karate adalah seni bela diri yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan tangan dan kaki untuk melancarkan serangan dan pertahanan. Karate juga memiliki aspek filosofi dan spiritual yang mengajarkan tentang keseimbangan, disiplin, dan pengendalian diri.
Karate berasal dari Okinawa, sebuah pulau di selatan Jepang, yang memiliki sejarah panjang dan kaya dalam seni bela diri. Karate dipengaruhi oleh seni bela diri Cina yang dibawa oleh para pedagang dan diplomat yang berkunjung ke Okinawa. Karate juga dipengaruhi oleh budaya dan tradisi Jepang, yang menjadikannya sebagai seni bela diri yang unik dan beragam.
Karate memiliki berbagai aliran atau gaya yang berbeda-beda, yang masing-masing memiliki ciri khas dan karakteristik tersendiri. Beberapa aliran karate yang paling terkenal antara lain adalah Shotokan, Goju-ryu, Shito-ryu, Wado-ryu, dan Kyokushin. Aliran-aliran karate ini memiliki perbedaan dalam hal teknik, kurikulum, filosofi, dan metode latihan. Namun, aliran-aliran karate ini juga memiliki kesamaan dalam hal tujuan, yaitu untuk mencapai kesempurnaan dalam karate dan dalam diri sendiri.
Salah satu aliran karate yang paling berpengaruh dan revolusioner adalah Kyokushin Karate, yang didirikan oleh seorang master karate yang berasal dari Korea Selatan, yaitu Masutatsu Oyama. Kyokushin Karate adalah gaya karate kontak penuh pertama dan paling berpengaruh, yang menekankan latihan fisik dan full-contact kumite, yakni latih-tanding tanpa pelindung. Kyokushin Karate memiliki arti kebenaran tertinggi, yang diyakini oleh Oyama sebagaimana karate itu seharusnya diajarkan dan dipelajari.
Siapa sebenarnya Masutatsu Oyama? Bagaimana dia bisa mendirikan Kyokushin Karate? Dan apa yang membuatnya begitu terkenal sebagai sang penakluk banteng? Mari kita simak kisah hidup dan perjuangan Masutatsu Oyama dalam artikel ini.
Asal Usul Masutatsu Oyama
Masutatsu Oyama lahir dengan nama Choi Yeong-eui pada tahun 1923 di Gimje, Korea Selatan, saat Korea masih dijajah oleh Jepang. Dia adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara, dan berasal dari keluarga petani yang sederhana. Dia memiliki minat yang besar terhadap seni bela diri sejak kecil, dan sering berlatih dengan menggunakan tongkat kayu sebagai senjata. Dia juga gemar membaca buku-buku tentang sejarah dan legenda Korea, yang membangkitkan rasa nasionalismenya.
Dia dikirim ke Manchuria, Tiongkok, untuk tinggal di peternakan kakak perempuannya, yang menikah dengan seorang warga negara Jepang. Di sana, dia mulai belajar seni bela diri Cina dari seorang petani Cina yang bernama Lee. Lee adalah guru pertamanya dalam seni bela diri, yang mengajarkan dia tentang teknik-teknik dasar, gerakan, dan pernapasan. Lee juga memberikan dia buku-buku tentang seni bela diri Cina, yang membuat dia semakin tertarik dan bersemangat.
Pada tahun 1938, Choi Yeong-eui pergi ke Jepang untuk mengikuti kakak laki-lakinya yang masuk ke sekolah penerbangan Yamanashi milik Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Saat di Jepang, dia memilih nama Jepangnya, Oyama Masutatsu, yang merupakan terjemahan dari nama Korea-nya, Choi Bae-dal. Nama ini berasal dari kerajaan Baedal, yang merupakan nama Korea kuno untuk Joseon, yang diyakini sebagai leluhur bangsa Korea. Nama ini juga menunjukkan kebanggaan dan identitasnya sebagai orang Korea.
Di Jepang, Oyama belajar karate dari berbagai guru, termasuk Gichin Funakoshi, pendiri aliran Shotokan, dan So Nei Chu, seorang murid senior dari Chojun Miyagi, pendiri aliran Goju-ryu. Oyama juga berlatih sendirian di pegunungan Minobu selama 14 bulan, di mana dia mengasah kemampuan dan ketangguhannya. Dia berlatih karate setiap hari dengan memukul makiwara (papan kayu yang dilapisi jerami) ribuan kali dengan berbagai teknik.