Lihat ke Halaman Asli

Andriyanto

Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

Bianzi: Sejarah dan Makna di Balik Gaya Rambut Khas Dinasti Qing

Diperbarui: 23 Januari 2024   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Hé lộ người con "thiên tài" của vua Khang Hi: Thông thạo hàng chục ngôn ngữ đến khó tin (doisongphapluat.com)

Apakah Anda pernah melihat gambar atau film tentang orang-orang Tiongkok di masa lalu yang memiliki rambut panjang yang dikepang di belakang dan bagian depan kepala yang dicukur? Jika ya, maka Anda telah melihat contoh dari “Bianzi”, yaitu gaya rambut yang dipaksakan oleh orang-orang Manchu kepada orang-orang Han dan etnis lainnya di bawah kekuasaan dinasti Qing.

Bianzi adalah salah satu simbol paling kontroversial dan menarik dalam sejarah Tiongkok. Gaya rambut ini tidak hanya menunjukkan identitas dan loyalitas politik, tetapi juga menjadi sumber konflik, perlawanan, dan ejekan dari dalam dan luar negeri.

Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah dan makna di balik bianzi, serta dampaknya bagi orang-orang Tionghoa hingga hari ini.

 

Asal Usul Gaya Rambut Bianzi

Bianzi berasal dari suku Jurchen atau Manchu yang berasal dari Manchuria, wilayah timur laut Tiongkok saat ini. Orang-orang Manchu adalah keturunan dari suku-suku nomaden yang pernah menguasai Tiongkok Utara pada masa dinasti Jin (1115-1234) dan Yuan (1271-1368).

Gaya rambut bianzi sudah ada sejak abad ke-6, ketika suku Toba Wei memerintah Tiongkok Utara. Gaya rambut ini terdiri dari rambut panjang yang dikepang di belakang dan bagian depan kepala yang dicukur. Tujuan dari gaya rambut ini adalah untuk menunjukkan keberanian dan kedisiplinan, serta untuk menghindari rambut terbakar atau tertarik saat berperang.

Orang-orang Manchu mengadopsi gaya rambut ini sebagai bagian dari identitas mereka sebagai penguasa baru Tiongkok. Pada tahun 1618, Nurhaci, pemimpin Manchu, menyatakan perang terhadap dinasti Ming (1368-1644) yang menguasai Tiongkok pada saat itu. Nurhaci menyatukan suku-suku Manchu di bawah bendera Delapan Panji dan membentuk negara Qing.

Pada awalnya, Nurhaci memberikan kelonggaran kepada orang-orang Han yang menyerah tanpa perlawanan untuk mempertahankan gaya rambut dan adat istiadat mereka. Namun, pada tahun 1620-an, ia mulai memaksa orang-orang Han yang berada di bawah kekuasaannya untuk menggunakan gaya rambut bianzi sebagai tanda kesetiaan kepada Qing.

Penyebaran Gaya Rambut Bianzi ke Seluruh Tiongkok

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline