Seppuku (切腹) adalah suatu bentuk ritual bunuh diri yang dilakukan oleh samurai di Jepang dengan cara merobek perut dan mengeluarkan usus untuk memulihkan nama baik setelah kegagalan saat melaksanakan tugas dan/atau kesalahan untuk kepentingan rakyat.
Ritual ini memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, serta menjadi bagian penting dari kode etik kehormatan samurai yaitu bushido. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang asal-usul, proses, dan makna dari seppuku, serta pengaruhnya dalam budaya modern.
Asal-Usul Ritual Seppuku
Tradisi seppuku berasal dari abad ke-12, ketika Minamoto no Yorimasa, seorang bangsawan dan pujangga, memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan terhormat daripada ditangkap oleh musuh dalam Pertempuran Uji. Ia menusuk perutnya dengan sebuah pisau pendek, biasanya sebuah tantō, hingga perutnya terbelah.
Sejak saat itu, seppuku menjadi pilihan bagi kelas atas dan kelas samurai untuk menebus kejahatan, mendapatkan kembali kehormatan yang hilang, atau menghindari penangkapan memalukan oleh musuh dalam perang.
Seppuku juga menjadi bagian penting dari bushido, kode etik kesatriaan golongan samurai. Bushido berarti "jalan prajurit", dan meliputi delapan kebajikan, yaitu kebenaran, keberanian, kebaikan, rasa hormat, ketulusan, kehormatan, loyalitas, dan kontrol diri.
Seppuku dianggap sebagai tindakan yang mencerminkan nilai-nilai bushido, terutama keberanian, kehormatan, dan loyalitas. Seppuku juga merupakan cara untuk menunjukkan rasa penyesalan dan permintaan maaf kepada orang-orang yang dipedulikan.
Proses Ritual Seppuku
Proses seppuku tergantung pada jenis dan tujuannya. Ada dua bentuk seppuku yaitu:
Versi Singkat Medan Perang